Warga Menduga Mansyah Hilang Dimangsa Buaya

aa
Mansyah diyakini warga dimangsa buaya sungai Sembakung. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Tim keselamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan terus melakukan pencairan terhadap nelayan bernama Mansyah (47) warga Desa Tepian, Kecamatan Sembakung yang hilang sejak 1 Januari 2020 sekitar pukul 08:00 Wita.

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Kedaruratan BPBD Nunukan, Hasanuddin mengatakan, korban berangkat dari rumah berniat hendak merambat atau melakukan pemasangan pukat udang di aliran sungai Sembakung.

“Sejak pagi hingga siang tidak kembali ke rumah, warga disana menduga korban dimakan atau dimangsa buaya dan dibawa ke dalam sungai Sembakung,“ ucapnya.

Meski belum dipastikan diterkam buaya, warga setempat meyakini dari ciri-ciri keberadaan perahu berserta alat tangkap udang dilokasi kejadian yang masih utuh dilokasi tempat biasa korban memasang pukatnya.

Dari ciri-ciri itu, warga bersama tim PPBD Kecamatan Sebuku DAN Sembakung sejak hari pertama terus melakukan pencarian dengan menelusiri aliran sungai Sembakung, namun hingga siang tanggal 2 Januari belum ditemukan adanya jasad ataupun tanda-tanda lainnya.

“Pencarian hari kedua sampai istirahat siang belum ditemukan petunjuk mengarah ke korban selain menemukan perahu dan alat tangkap udang,” kata Hasanuddin.

aa
Perahu dan alat pukat udang milik korban ditemukan warga disekitar hilangnya korban (foto Istimewa/Niaga.Asia)

Pencairan hari pertama dan kedua mengikut sertakan pihak keluarga dan warga setempat yang jumlah 50 orang lebih menggunakan speedboat, perahu tempel, ketinting dan dompeng milik warga sebanyak 20 unit.

Menurut Hasanuddin, penelusuran aliran sungai hari pertama dan kedua dihentikan mengingat kondisi cuaca hujan dan pandangan mulai gelap. Dilokasi pencarian sendiri, personel BPBD menjumpai beberapa ekor buaya disekitar tempat hilangnya korban.

“Banyak buaya disekitar aluran sungai tempat korban memasang pukat udang, kemungkinan diterkam buaya bisa dibenarkan,” tuturnya.

Untuk memaksimalkan pencarian, tim Basarnas Nunukan direncanakan akan bergabung pada siang hari, begitu pula rencana pihak keluarga mendatangkan pawang buaya dari Sesadap, KTT dijadwalkan siang tiba di lokasi Sembakung.

Terhadap pencairan korban, BPBD Nunukan membatasi waktu maksimal selama 7 hari, jika waktu waktu tersebut tidak ditemukan tanda-tanda, maka korban dinyatakan hilang tidak ditemukan dan pencarian dihentikan

“Pencarian bisa ditambah lebih 7 hari jika ditemukan tanda-tanda bagian dari tubuh atau tanda mengarah ke korban,” sebutnya.

Hasanuddin mengungkapkan, dari pengalaman pencarian orang di aliran sungai Sembakung dan Sebuku, rata-rata korban di makan buaya dan hampir 90 persen korban tidak ditemukan, kalaupun ditemukan pasti bagian tubuh tidak utuh. Aliran sungai Sembakung terkenal dengan buaya pemangsa, sejumlah warga disana dinyatakan hilang karena serangan buaya dan hampir tiap tahun selalu ada korban diterkam buaya. (002)

Tag: