Warga Salat di Tempat Terbuka Usai Gempa Cianjur yang Menghancurkan

Umat muslim salat Jumat di lapangan voli karena masjid terdekat mereka rusak setelah gempa Senin, di Cianjur, provinsi Jawa Barat, Indonesia, 25 November 2022. REUTERS/Stefanno Sulaiman

CIANJUR.NIAGA.ASIA — Ratusan orang berdoa di tempat terbuka di samping sawah dan di jalan-jalan pada hari Jumat, setelah gempa bumi meratakan kawasan tinggal mereka di Jawa Barat dan menyebabkan hampir 300 orang meninggal dunia.

Ulama Muslim Muhamad Jamhur memimpin jamaah shalat di lapangan voli luar ruangan hanya 200 meter (0,1 mil) dari sebuah masjid yang dindingnya retak dan jendela-jendelanya pecah akibat gempa dangkal berkekuatan 5,6 yang melanda Cianjur, sekitar 75 km selatan. Jakarta, awal pekan ini.

“Pascabencana kami masih takut. Jadi kami harus pindah ke sini di lapangan voli ini, bukan di masjid. Saya minta jemaah tetap waspada karena bencana bisa datang lagi,” kata Muhamad, 52 tahun, dikutip dari Reuters.

Ratusan gempa susulan mengguncang wilayah pegunungan, tempat warga yang berduka dan trauma berlindung di tenda-tenda, menunggu pasokan makanan, air, dan obat-obatan yang diperlambat oleh hujan lebat dan tanah longsor.

Penjual makanan Asep Hidayat, yang seperti banyak orang lainnya kehilangan rumahnya akibat gempa, mengaku bersyukur bisa ikut salat, meski tidak di masjid.

“Sholat tetap harus jalan, meski kita di pengungsian, salat itu kewajiban,” ujarnya.

Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.

Tim penyelamat pada hari Jumat melanjutkan upaya untuk membersihkan lumpur dan puing-puing serta mengeluarkan korban. Sekitar 40 orang masih hilang, namun harapan menemukan mereka dalam keadaan hidup tipis, kata badan penanggulangan bencana.

Indonesia adalah salah satu negara paling rawan gempa di dunia, secara teratur mencatat gempa kuat di lepas pantai tempat garis patahan berada.

Gempa hari Senin sangat mematikan karena melanda daerah padat penduduk pada kedalaman hanya 10 km. Standar konstruksi yang buruk juga menyebabkan bangunan runtuh, menyebabkan banyak kematian, kata para pejabat.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: