Warga Serayu Demo, Penyemprotan Disinfektan Setop Ternyata Gegara Duit Habis

Demo warga Serayu yang tinggal di 3 RT meminta Pemkot kembali melakukan penyemprotan disinfektan pascapemakaman jenazah di TPU Raudhatul Jannah (foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Warga 3 RT 20, 21 dan 22 di Jalan Serayu, Tanah Merah, demo siang ini tadi, setelah sepekan terakhir tidak ada lagi penyemprotan disinfektan di jalur jalan permukiman warga, pascapemakaman jenazah kasus Covid-19. Ternyata, ketiadaan penyemprotan disebabkan Pemkot kehabisan anggaran.

Pantauan Niaga Asia di lokasi, aksi demo warga dimulai sekira pukul 14.00 Wita. Mereka berkumpul di jalan, membentang poster dengan beragam tulisan. Mereka meminta Pemkot peduli permintaan yang mereka suarakan.

Adapun beragam tulisan pada poster itu antara lain :

“Warga serayu desak satgas covid penyemprotan disinfektan”

“Mendesak jaminan kesehatan penyemprotan rutin iringan jenazah covid”

“Dengarkan kami wahai satgas covid”

“Sudah satu minggu ini, tidak ada penyemprotan. Terakhir, nyemprot pakai mobil pikap itupun Pak Lurah yang minta. Sebelumnya kan pakai truk pemadam,” kata salah seorang warga Serayu, Winarsih (38), ditemui Niaga Asia, Senin (5/10) sore.

Kapolsek Sungai Pinang AKP Rengga Puspo Saputro saat menemui warga Serayu (foto : Niaga Asia)

Keluhan warga menurut Winarsih, cukup beralasan. “Kami khawatir penularan. Kami pernah tanyakan kenapa nggak ada penyemprotan lagi? Karena nggak ada uangnya jawabnya,” sebut Winarsih.

Kapolsek Sungai Pinang AKP Rengga Puspo Saputro yang ada di lokasi, memediasi warga. Dia menggaransi, Polres sanggup untuk melakukan penyemprotan disinfektan, di sepanjang jalan yang dilalui tim pemakaman.

“Polres siap melakukan penyemprotan,” tegas Rengga di hadapan warga, dan Lurah Tanah Merah, Joko.

Ditemui Niaga Asia, dan ditanya apakah benar Pemkot kehabisan dana seperti dikatakan warga, Joko sebagai satu-satunya aparatur perwakilan dari Pemkot Samarinda mengaku tidak tahu persis kondisi anggaran untuk penyemprotan disinfektan.

Aksi warga di 3 RT di Jalan Serayu. Akses jalan itu setiap harinya dilalui tim pemakaman jenazah kasus Covid-19. (Foto : Niaga Asia)

“Saya tidak tahu secara jelas. Setiap ada kendala, seperti tidak ada penyemprotan, kita koordinasikan dengan BPBD, dan akan dikoordinasikan,” kata Joko.

Sejauh ini, lanjut Joko, aktivitas penyemprotan sebenarnya sudah berjalan baik. “Sudah maksimal, sudah baik. Tapi beberapa hari ini berhenti penyemprotan, saya tidak tahu (sebabnya),” terang Joko.

“Memang, terakhir penyemprotan, dilakukan dengan mobil kecil (mobil pikap). Karena kurang maksimal, warga minta kembali penyemprotan pakai mobil besar Damkar posko 7,” jelas Joko.

Informasi diperoleh Niaga Asia, sekira 3 pekan lalu, warga sempat urunan dana, untuk membelikan BBM solar armada Dinas Damkar Posko 7, agar kembali melakukan penyemprotan disinfektan, setelah kehabisan dana operasional. Saat itu, dana sumbangan warga itu, digunakan untuk penyemprotan disinfektan menggunakan mobil pikap hingga akhirnya anggaran itu kembali habis, dan penyemprotan pun terpaksa kembali terhenti, akibat ketiadaan dana BBM untuk operasional.

Dikonfirmasi soal itu, Joko tidak membantah. “Iya, tempo hari sempat urunan solar, dari relawan untuk beli solar. Iya, belum ada (tindaklanjut soal itu) sampai sekarang,” pungkas Joko.

Masih dari pantauan Niaga Asia, sepanjang jalan Serayu menuju ke Pemakaman Raudhatul Jannah sepanjang kurang lebih 3 kilometer, di kiri kanan jalan memang dominan dipadati permukiman penduduk. Bahkan, warga menjempur hasil tani mereka di jalan. Iring-iringan tim pemakaman tidak menjadi soal, apabila disertai penyemprotan disinfektan pascapemakaman di Raudhatul Jannah, yang memang ditujukan bagi pemakaman khusus kasus Covid-19. (006)

Tag: