
PENONTON terpana melihat gerakan dinamis, enerjik dan ritmis para penari yang ditingkahi suara mistis mantra, lengkingan vokal dan musik etnis dari tarian yang bertajuk Leang Belhok.
Penonton pun memberikan tepuk tangan panjang manakala peserta nomor undian 04 yang membawakan tarian itu di Festival Tari Daerah Nusantara Balikpapan Manuntung Art Fest (BMAF) 2022, Rabu 21 Desember 2022 lalu, di BSCC Dome, Balikpapan, mengakhiri tampilannya yang memukau.
Tidak salah memang, ketika Dewan juri yang terdiri dari tiga pakar tari, Andi Abu Bakar Hamid (Sulsel), Nur Hasanah (IKJ Jakarta) dan Mawar Desember (Balikpapan) menetapkan undian nomor 04 atas nama Yayasan Borneo Etnika Kaltim Samarinda sebagai juara pertama, dan Agus Setiaji sebagai penata tari terbaik.
Raihan di penghujung tahun 2022 ini melengkapi catatan 28 prestasi tingkat Kaltim, nasional dan internasional Yayasan Borneo Etnika Kaltim sejak 14 tahun lalu, tepatnya sejak masih bernama Sanggar Tari Borneo Etnika, tahun 2008.
Di samping meraih puluhan prestasi, Yayasan yang diketuai Rabiatul Maulida ini telah mengikuti mengikuti 39 event tingkat Kaltim, nasional dan internasional. Di tahun 2022 ini saja ada tiga event yang melibatkan Borneo Etnika; Sendratari Kolosal Pembukaan MTQ se-Kaltim di Samarinda, Festival Budaya di Yogyakarta dan JANI Festival di Denpasar Bali.
Prestasi yang terbilang luar biasa dan banyak penampilan di berbagai event itu menurut Ketua Yayasan Borneo Etnika Kaltim Rabiatul Maulida, berkat totalitas dukungan semua anggotanya, terutama 35 orang anggota aktif.
“Para pengurus yayasan dari delapan divisi semua menunjukan keseriusan dan totalitas dalam berkesenian dan berorganisasi,” kata Lisda, sapaan akrabnya.
Dikatakan Lisda yang juga seorang vokalis yang kerap meraih prestasi nasional ini, yayasan yang dipimpinnya itu menerapkan prinsip organisasi yang kolektif kolegial.
“Saling mengisi dan mendukung dalam melakukan kegiatan. Pengurus sekaligus pembina seperti Birawan Arief Kesuma, Iwan Setiawan, Mia, Buyung dan lainnya mendukung kepada yang lebih muda untuk berkarya dalam bentuk memberikan masukan,” ungkap Lisda.
Tentang metode latihan ketika mempersiapkan penampilan dalam berbagai event, mereka mempunyai disiplin tinggi dan mempunyai jadwal ketat. Tak heran, hampir setiap hari, siang dan malam, mereka terlihat latihan spartan di gedung Workshop Taman Budaya Kaltim.
Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi
Tag: BalikpapanBudayaKaltimKebudayaanKesenianSamarinda