Zona Hijau COVID-19 di Kaltim Semakin Menyusut

Ruang perawatan Tulip di RSUD AW Sjachranie Samarinda Februari 2020. Provinsi Kalimantan Timur melaporkan 39 kasus aktif atau pasien berstatus perawatan COVID-19 pada Jumat (14/1/2022) (Foto : arsip/Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Zona hijau COVID-19 di provinsi Kalimantan Timur sebagai daerah nihil pasien COVID-19 yang dilaporkan Jumat semakin menyusut tersisa 2 daerah dari 3 daerah pada hari Kamis. Kematian bertambah 1 kasus menjadi 5.455 kasus sejak awal pandemi.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur mencatat penambahan 7 kasus infeksi COVID-19 baru pada Jumat. Keseluruhan menjadi 158.384 kasus, di mana 152.890 orang berhasil sembuh setelah penambahan 3 kasus sembuh.

Pasien dirawat akibat COVID-19 naik menjadi 39 orang dari 36 kasus pada hari Kamis. Sedangkan angka kematian menjadi 5.455 kasus setelah 1 kematian dilaporkan dari kota Samarinda.

Zona hijau COVID-19 tersisa kabupaten Mahakam Ulu dan kota Bontang dari 10 kabupaten dan kota. Pada hari Kamis, kabupaten Penajam Paser Utara masih berada di zona hijau. Delapan daerah lainnya zona kuning. Satgas COVID-19 Kalimantan Timur mengklasifikasikan zona kuning dengan 1-25 orang yang dirawat akibat COVID-19.

“Kondisi sekarang masih dinamis ya. Sepanjang kita bisa menjaga. Sekarang tinggal kepatuhan kita menjaga protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak kepada Niaga Asia dikutip Jumat (14/1).

Info grafis kasus COVID-19 Kalimantan Timur yang dilaporkan Jumat. (Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur)

Keluar masuk pergerakan orang, utamanya melalui berbagai pintu masuk di Kalimantan Timur baik darat, udara dan laut, masih membuka lebar potensi infeksi.

“Selama ada pergerakan orang, potensi penularan semakin terbuka. Sejauh ini di Kalimantan Timur belum ada ditemukan varian Omicron. Masih Delta,” ujar Andi.

Potensi penularan COVID-19 itu sendiri diupayakan maksimal tidak mengakibatkan ledakan kasus di Kalimantan Timur. Seperti yang terjadi Juli-Agustus 2021 lalu.

“Biar bagaimanapun, ini kan virus. Yang kita jaga jangan sampai ledakan kasus. Sehingga mengakibatkan ketidak mampuan fasilitas kesehatan kita,” ungkap Andi.

“Kejadian Delta kemarin kan karena itu kasus meninggal cukup banyak. Artinya, dengan kasus harian yang ada, potensi penularan masih ada. Mereka yang tidak kemana-kemana, berpotensi tertular dari orang yang datang dari luar. Selain itu kondisi sekarang kerumunan semakin banyak, kepatuhan jaga jarak juga semakin turun. Itu mesti jadi kewaspadaan bersama,” demikian Andi.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: