Cerpen Karya : Efrinaldi

Ketika adik pertama lahir, aku tidak ingat ketika ibu mengandung dan melahirkannya. Usiaku dengan adik terpaut empat tahun. Kami tinggal di rumah kontrakan dekat ayah dan ibu mengajar. Ibu sangat payah mengurus kami ketika adik lahir. Ibu dan ayah bekerja sebagai guru. Kakak telah sekolah di sekolah dasar.
Ketika ayah dan ibu mengajar dan kakak pergi sekolah, aku dan adik ditinggal di dalam kamar di rumah. Sewaktu istirahat jam sepuluh, ibu pulang menjenguk kami. Sering adik telah buang air besar dalam popok dan aku biarkan saja.
Ayah membawa aku dan kakak mandi di mata air di baruh (lembah tempat terdapat mata air). Sepulang mandi ayah membawa air satu ember untuk minum dan memasak. Sementara untuk mencuci piring dan mencuci pakaian bayi, ibu memakai air tampungan air hujan dalam bak air, sementara untuk mencuci pakaian lainnya ibu pergi ke baruh sekali seminggu. Ayah menyetrika bajunya dan baju kakak. Ibu menyetrika bajunya sendiri. Kala itu setrika memakai bara batok kelapa.
Ketika adik bungsu lahir, kerepotan ibu bertambah lagi. Ibu mengurus empat orang anak. Kami tinggal di rumah nenek, berjarak tiga kilometer dari tempat ayah dan ibu mengajar. Kalau dulu ibu bisa menengok kami sewaktu istirahat jam sepuluh, kini tidak bisa lagi. Masa itu jarak tiga kilometer termasuk jauh, sebab ditempuh dengan sepeda.
Ketika adik bungsu berusia setahun, ibu membuat rumah sendiri. Adik-adik dititip ke keluarga sewaktu ayah dan ibu mengajar. Aku dan kakak pergi sekolah.
Subuh kegiatan ibu telah mulai. Ibu memasak, mencuci pakaian bayi, memandikan bayi, dan mengurus makan bayi. Setelah itu baru ibu mandi, berkemas-kemas, dan berangkat pergi mengajar.
Pada masa itu tidak hanya kesulitan mengurus keluarga, juga kesulitan masalah ekonomi. Gaji ayah dan ibu pas-pasan saja untuk membiayai keluarga dengan empat orang anak dan membangun rumah. Kehidupan keluarga kami membaik, ayah dan ibu membeli sepeda motor untuk pergi mengajar ketika usiaku dua belas tahun.
Sejak aku sekolah, aku terbebas dari menjaga adik. Aku bisa bermain sepulang sekolah dan mengaji di malam hari. Ketika aku menginjak remaja, aku punya sepeda mini bagus, dan sewaktu SMA aku punya sepeda motor. Masa remaja aku jalani dengan selayaknya. Aku pun mengenal cinta monyet ketika aku kelas tiga SMP.@
Tag: Cerpen