Obat Batuk Ibu

Jeruk Purut.

Suatu sore datanglah ibu-ibu ke rumah kami. Ibuku mempersilakan masuk.

“Anakku sakit batuk. Setelah dua hari ini batuknya menjadi-jadi. Berilah dia obat!,”pintanya pada ibuku.

“Baiklah,” sahut ibu.

Ibu kemudian pergi ke halaman rumah. Memetik sebuah jeruk purut. Kemudian ibu pergi ke dapur, mengambil sebungkah gula aren.

“Potonglah jeruk ini menjadi empat belahan. Bakar di atas bara api. Setelah itu peraslah di atas sendok makan. Tambahkan sejari telunjuk gala aren ini. Aduk-aduk. Diminumkan pada anakmu.  Berikan dua kali sehari,” jelas ibu.

“Apakah telah dimantarai?” tanya ibu-ibu itu.

Ibuku hanya tersenyum.

“Bacalah bismillah sebelum menyiapkan ramuan dan sebelum diminumkan pada anak!” jelas ibu kemudian.

Ibu-ibu itu kemudian meletakkan beras dalam kantong plastik ke depan tempat dududnya. Kemudian dia pamit.

Setelah ibu-ibu itu pulang aku bertanya pada ibuku.

“Apa ibu memantra-mantrai obat tadi?” tanyaku penasaran.

“Tidaklah. Ibu tidak mau terjerumus pada kemusyrikan kalau membaca mantra. Walau ibu dulu diajarkan sesepuh tentang  mantra obat itu,” jelas ibu.

“Jadi ibu mengobati tanpa mantra?” tanyaku lagi.

“Ibu yakin bahan ada zat berkahsiat dalam jeruk purut yang telah dipanaskan dan gula merah yang ampuh mengobati batuk tanpa dimantrai,” jelas ibu lebih lanjut.

Aku mengangguk-angguk.

“Suatu saat aku mau belajar ilmu obat-obatan modern,” kataku pada ibu.

*

Setelah aku menjadi apoteker, aku pikir dulu ibu bisa menjembatani praktek pengobatan tradisional dengan ilmu pengobatan modern yang rasional.

Sewaktu kuliah, aku mempelajari mekanisme senyawa obat dalam mengobati batuk. Dalam ilmu farmasi, senyawa obat akan menekan pusat rangsang batuk di otak, atau mengencerkan dahak yang menyebabkan batuk. Dalam pengobatan modern tidak ada mantra, murni hasil reaksi obat secara kimia atau biokimia dalam tubuh penderita.

*

“Obat batuk ibu ampuh tanpa dimantrai. Berarti obat ibu secara empiris memang berkahsiat,” kataku suatu hari sewaktu aku pulang menengok ibu di kampung halaman.

Ibu berkata, bahwa kata pamanku yang suka belajar hubungan psikologi dengan kesehatan mengatakan bahwa kini ada analisa bahwa mantra memberikan efek sugesti bagi orang yang diobati.

Sugesti itu memberikan kekuatan psikologis untuk sembuh. Ada yang menyakini bahwa ada hubungan kondisi kejiwaan yang optimis untuk sembuh akan memudahkan kesembuhan.

Bagi masyarakat zaman dahulu sugesti itu berasal dari mantra. Sejak itu dikhawatirkan bisa menjadi kemusyrikan, maka sugesti mantra  itu bisa digantikan dengan keyakinan atau kondisi kejiwaan optimis untuk menjadi sehat setelah diupayakan pengobatan yang perlu.

Ternyata memang banyak bahan berkhasiat terkandung dalam tumbuh-tumbuhan. Sebagian bahan berkhasiat dari tanaman obat tradisonal kemudian dipelajari orang dan dilakukan identifikasi, pengujian khasiat dan keamanan secara ilmiah. Bila selesai dieveluasi, bisa menjadi obat yang diakui di dunia kedokteran modern.

Kini muncul bidang ilmu yang mempelajari pengobatan etnis sebagai cikal bakal obat modern.

Ibu memberikan obat batuk tanpa mantra, hanya memberikan bahan tumbuhan yang mengandung bahan berkahsiat. Terbukti banyak orang yang merasakan khasiatnya.

Tag: