Andi Harun Tawarkan Kemudahan Izin Berusaha dan Kerja Sama di Lahan Pemkot untuk Properti

Wali Kota Samarinda, Andi Harun di acara Gala Dinner HUT ke-53 Realestat Indonesia (REI) di Teras Samarinda, Kamis (15/5). (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wali Kota Andi Harun menegaskan komitmennya untuk dapat menciptakan iklim investasi yang ramah bagi pengembang properti, dengan memangkas hambatan perizinan dan membuka peluang kerja sama di lahan pemerintah kota Samarinda untuk properti.

Hal itu ia sampaikan dalam Gala Dinner HUT ke-53 Realestat Indonesia (REI) yang digelar di Teras Samarinda, Kamis (15/5).

Ia mengaku sudah melakukan reformasi internal untuk menertibkan praktik pungutan liar (pungli) dan hambatan perizinan di sektor properti.

“Saya pastikan proses perizinan berjalan mudah. Kalau ada yang coba main-main seperti zaman dulu, lapor ke saya, nanti kita jewer,” ujarnya dalam Gala Dinner HUT ke-53 Realestat Indonesia (REI) di Teras Samarinda, Kamis malam (15/5).

Lebih dari itu, Wali Kota juga menawarkan peluang investasi melalui skema kerja sama pemanfaatan lahan milik Pemkot Samarinda, khususnya di kawasan pusat kota.

“Pemerintah punya lahan hanya 200 meter dari Hotel Mercure. Silakan kerja sama 25 sampai 30 tahun, tidak perlu beli,” jelasnya.

Menurut Andi Harun, kota yang kini memiliki luas 716,19 km² ini memiliki potensi besar sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). Maka itu, Kecamatan Palaran yang berbatasan langsung dengan wilayah IKN, kini dirancang menjadi kota satelit sebagai bagian dari rencana pembangunan jalan tol langsung yang menghubungkan IKN dan Samarinda.

Tak hanya itu, ia juga menyinggung tantangan regulasi nasional, terutama dalam peralihan sistem perizinan dari IMB ke PBG yang ia nilai masih menyulitkan.

“Dikira lebih mudah, ternyata malah ruwet. Konsultannya juga angel,” terangnya.

Reformasi birokrasi, menurutnya, adalah keharusan dalam iklim pemerintahan modern. Ia sempat menyentil budaya birokrasi lama yang menurutnya harus ditinggalkan.

“Birokrasi feodal sudah ketinggalan zaman. Kita ini pelayan, bukan raja yang minta untuk didatangi,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP REI Joko Suranto pun memuji langkah Samarinda membuka akses investasi. Ia menyebut sektor properti bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan karena berkaitan dengan 185 sektor lainnya.

“Backlog perumahan di Kaltim mencapai 300 ribu unit, tapi realisasi baru 300 sampai 400 unit per tahun. Artinya peluangnya masih besar,” paparnya.

Ia juga menyinggung program 3 juta rumah dari pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang diperkirakan akan menggerakkan ekonomi desa.

“Dengan rata-rata 25 unit per desa, ada potensi dana Rp2,5 miliar yang berputar di tiap desa. Ini akan melahirkan lapangan kerja dan wirausahawan baru,” pungkasnya.

Acara Gala Dinner REI ini juga menjadi ajang konsolidasi antara pelaku industri properti dan pemerintah, untuk menjajaki peluang baru di era pertumbuhan kawasan penyangga IKN.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Samarinda

Tag: