Anggota DPRD Kaltim Ingatkan Risiko Kesenjangan Setelah Adanya SMPN Unggul di Samarinda

Anggota DPRD Kaltim, H Subandi (Foto Dok Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pemerintah Kota Samarinda resmi memulai langkah transformasi pendidikan berbasis digital dan bertaraf internasional. Salah satu wujud nyata dari kebijakan ini adalah rencana pengembangan SMP Negeri 16 Loa Bakung menjadi sekolah unggulan bertaraf internasional. Namun, langkah ambisius ini menuai perhatian dan catatan penting dari anggota legislatif.

Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur dari daerah pemilihan (dapil) Samarinda, Subandi, mengungkapkan dukungannya terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Meski demikian, ia mengingatkan agar semangat menuju internasionalisasi pendidikan tidak melupakan fakta bahwa masih banyak sekolah lain di Samarinda yang jauh tertinggal secara infrastruktur.

“Pada prinsipnya kita mendukung, karena ini dalam rangka mencetak generasi unggul dan siswa-siswi berkualitas. Tapi jangan sampai mengabaikan sekolah lain yang kondisi sarana dan prasarananya masih sangat minim,” tegas Subandi saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Kamis (24/4/2025).

Menurut Subandi, penting bagi Pemkot Samarinda untuk menjaga prinsip pemerataan akses pendidikan. Ia mengingatkan bahwa jika hanya beberapa sekolah dijadikan unggulan, apalagi dengan kriteria masuk yang ketat dan khusus, akan timbul kesenjangan sosial dan kecemburuan antarsekolah.

“Dulu kita punya sistem zonasi, tujuannya bagus supaya tidak ada sekolah yang dianggap elit atau unggulan. Semua anak punya hak yang sama masuk sekolah yang dekat dengan rumahnya. Tapi kalau sekarang muncul sekolah internasional dengan seleksi ketat, ini bisa menyulitkan anak-anak di sekitar sekolah tersebut, apalagi dari keluarga kurang mampu,” jelasnya.

Kekhawatiran Subandi bukan tanpa alasan. Jika SMP 16 Loa Bakung difungsikan sebagai sekolah internasional dengan kriteria masuk tertentu, anak-anak dari lingkungan sekitar yang sebelumnya mengandalkan sekolah itu bisa kehilangan akses pendidikan terdekat.

“Jangan sampai anak-anak di sekitar Loa Bakung merasa dianaktirikan. Mereka kehilangan sekolah yang mestinya dekat dan terjangkau. Ini harus dipikirkan matang-matang,” ujarnya.

Subandi juga menekankan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tak hanya soal teknologi atau label internasional. Hal yang lebih penting, katanya, adalah peningkatan kualitas sumber daya guru di semua sekolah secara merata.

“Jangan hanya satu sekolah yang ditingkatkan kualitasnya, sementara sekolah lain masih tertinggal jauh. Guru-guru juga harus diperhatikan, Peningkatan kualitas sumber daya gurunya, SDA gurunya, SDM gurunya supaya semua anak di Samarinda bisa menikmati pendidikan yang layak dan berkualitas,” tambahnya.

Ia menutup dengan harapan agar Pemkot Samarinda tetap menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam pendidikan.

”Transformasi ke arah digital dan internasional memang penting, tapi harus dilakukan tanpa mengorbankan akses dasar pendidikan bagi semua lapisan masyarakat.” pungkasnya.

Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | Adv DPRD Kaltim

Tag: