Badan Geologi: Relokasi Wilayah Terdampak Erupsi Semeru Berdasarkan Kajian Komprehensif

Presiden Jokowi meninjau langsung lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten  Lumajang, Jatim, Selasa (07/12/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melakukan kajian guna menentukan kemungkinan pengembangan wilayah untuk relokasi desa terdampak erupsi Gunungapi Semeru. Diperlukan kajian menyeluruh guna menjamin rasa aman masyarakat dalam jangka panjang.

“Karena harus lengkap pemetaan geologi, morfologi, sungai, dan juga pemetaan air tanahnya. Tim Badan Geologi akan ke lapangan untuk melakukan pemetaan dan identifikasi wilayah yang aman untuk ke depan. Tempat yang nanti kita usulkan memenuhi standar untuk sebuah desa, yang bukan hanya untuk saat ini juga, namun untuk masa yang sangat panjang, jauh ke depan, jadi ini membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian untuk menentukan,” ujar Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman pada Konferensi Pers Update Kondisi Pascaerupsi Gunungapi Semeru, Kamis (9/12).

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani. Penentuan lokasi untuk memindahkan suatu desa yang terdampak bencara harus memastikan keberadaan sumber daya air, bukan hanya dari sisi keamanan dari dampak bencana.

“Karena menentukan lokasi relokasi itu tidak hanya aman dari sisi ancamannya, tapi kita harus memastikan juga keberadaan sumber daya airnya ada. Jadi jangan sampai nanti ditempatkan di sana (lokasi baru), masyarakat tidak bisa melanjutkan hidup, atau pindah lagi ke (desa) yang lama, karena tidak ada air. Itu memang betul-betul harus komprehensif. Melihatnya jangka panjang,” ujar Andiani.

Pada kesempatan tersebut, Andiani juga melaporkan kondisi terkini Gunungapi Semeru, hasil pemantauan hari ini, sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB. Secara visual, teramati hembusan gas dari atas kawah/puncak dengan ketinggian 500-1.000 meter di atas puncak. Kegempaan masih didominasi oleh gempa hembusan, tercatat 14 kali gempa hembusan, 7 kali gempa guguran, dan 2 kali gempa tektonik jauh.

Cuaca hari ini cenderung berkabut pada daerah puncak, sehingga arah dan jarak luncuran guguran tidak dapat teramati, namun hasil pemantauan tadi malam jarak luncuran guguran maksimum 700 meter dari puncak ke arah tenggara.

“Hari ini tidak terjadi awan panas guguran (APG), dan sejak tanggal 5-9 Desember 2021 pukul 12.00, telah terjadi 8 kali APG, dengan jarak luncur maksimum 3.000 meter ke arah tenggara. Sehingga tingkat aktivitas saat ini masih ditetapkan pada level 2 atau WASPADA, dengan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada radius 1 km dari puncak, 5 km dalam sektor tenggara-selatan, serta sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak,” imbuhnya.

Masyarakat juga diimbau agar tidak beraktivitas dan menjauhi daerah yang terdampak untuk menghindari ancaman erupsi sekunder, serta endapan batuan yang masih bersuhu tinggi. Selain itu masih terdapat potensi terjadinya banjir lahar, mengingat cuaca musim hujan yang masih akan berlangsung hingga awal tahun 2022.

Untuk menghindari berita bohong (hoaks) dan berita tidak benar terkait Gunungapi Semeru, masyarakat dapat mengakses informasi terkini melalui aplikasi/website MAGMA Indonesia (magma.vsi.esdm.go.id), website resmi PVMBG (vsi.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_).

Sumber : Humas Kementerian ESDM | Editor : Intoniswan

Tag: