Indonesia : Bantuan Kemanusiaan Kepada Rakyat Afghanistan Harus Segera Diberikan 

Menlu RI, Retno LP Marsudi. (Foto Kemlu)

ISLAMABAD.NIAGA.ASIA-Bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan harus segera diberikan guna hindari memburuknya krisis kemanusiaan di Afghanistan. Indonesia siap untuk berkontribusi berikan bantuan kemanusiaan.

Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi usai melakukan Pertemuan Luar Biasa Menlu OKI (Organisasi Kerja Sama Negara-negara Islam) Islamabad, Pakistan (19/12/2021). Pertemuan diikuti setidaknya 24 di tingkat Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri.

Ditegaskan, Indonesia melihat dan khawatir bahwa situasi kemanusiaan di Afghanistan akan semakin memburuk. Sebagaimana disampaikan oleh USG on Humanitarian Affairs and Emergency Relief Coordinator (UNOCHA), Martin Griffiths, situasi kemanusiaan di Afghanistan sangat memprrihatinkan diantaranya 23 juta rakyat Afghanistan menghadapi ancaman kelaparan, fasilitas kesehatan dipenuhi anak-anak yang kekurangan gizi, dan 70% guru tidak mendapatkan gaji dan jutaan anaks dikhawatirkan tidak dapat sekolah.

“Untuk itu OKI memiliki tanggung jawab moral dan mengambil langkah konkrit membantu rakyat Afghanistan,” ucap Retno.

Pertemuan OKI ini merupakan momentum yang baik untuk menangani tiga isu sebagai satu kesatuan atau as part and parcel. OKI harus dapat memobilisasi dukungan dan resources untuk tangani krisis kemanusiaan di Afghanistan.

“Dalam kaitan ini saya telah sampaikan bahwa Indonesia sudah siap untuk berkontribusi.   Indonesia saat ini sedang siapkan bantuan makanan berkoordinasi dengan badans PBB yang berada di lapangan.

Menurut Retno, Indonesia harapkan agar janji Taliban yang disampaikan 16 Agustus 2021 dapat dilakukan dan dapat alami kemajuan yang signifikan.

“Harapan ini juga secara khusus saya sampaikan pada saat saya bertemu dengan Mullah Amir Khan Muttaqi dari Taliban,” ujarnya.

Implementasi janji Taliban ini akan memberikan kontribusi besar dalam menciptakan sebuah Afghanistan yang damai, stabil dan makmur, penghormatan terhadap hak-hak perempuan,  termasuk di bidang Pendidikan.

“Indonesia siap menjadi bagian dari kerja sama pengembangan Pendidikan dan pengembangan kapasitas bagi Pendidikan untuk perempuan,” kata Retno lagi.

Sebagai informasi, lanjut Retno,  beberapa waktu yang lalu dirinya melakukan pertemuan dengan Asisten Menlu Qatar, Lolwah Rashid Al- khater, (seorang perempuan) dan membahas secara khusus mengenai isu pemberdayaan perempuan di Afghanistan.

“Saat sister Lolwah Rashid Al-khater berkunjung ke Indonesia,  saya juga temukan dengan para tokoh perempuan Indonesia yang memberikan cerita mengenai pengalaman Pendidikan bagi perempuan di Indonesia dan kesetaraan akses bagi perempuan.

Isu pemberdayaan perempuan ini akan terus menjadi perhatian Indonesia. Isu pemberdayaan perempuan ini juga saya angkat dalam pertemuan dengan Menlu Saudi dan Turki. Kedua Menlu mendukung isu ini,” pungkas Retno.

Sumber : Kemlu RI  | Editor : Intoniswan

Tag: