BMKG: Jangan Nekat Berlayar di Cuaca Buruk

Gelombang tinggi di perairan NTT (Foto : ANTARA)

JEMBRANA.NIAGA.ASIA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan para operator kapal penyeberangan untuk tidak bandel berlayar saat cuaca buruk. Tujuannya untuk mencegah kecelakaan serta menjamin keselamatan dan keamanan para penumpang kapal penyeberangan.

“Informasi cuaca pelayaran selalu kami update kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan. Tolong patuhi jika rekomendasi yang keluar adalah dilarang berlayar. Ini semua demi keselamatan bersama,” kata Dwikorita Karnawati, saat berada di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Bali, Minggu (12/12), dikutip Niaga Asia melalui laman bmkg.go.id

Dwikorita menerangkan, kepada kantor syahbandar, BMKG juga berharap agar tidak menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) manakala ada kapal yang memaksa berangkat dengan alasan apapun saat cuaca buruk.

“Kondisi riil di lapangan, ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan dan pantauan data satelit,” ujar Dwikorita.

Dijelaskan, saat ini Indonesia tengah memasuki musim penghujan. Oktober 2021 lalu, BMKG sendiri telah mengeluarkan peringatan dini La Nina yang mana fenomena ini dapat meningkatkan curah hujan bulanan di wilayah Indonesia mulai November 2021 hingga Januari 2022 mendatang sampai 70 persen dari kondisi curah hujan normal. Termasuk di antaranya potensi terjadinya gelombang tinggi.

Saat berlayar, lanjut Dwikorita, situasi cuaca di tengah lautan tidak bisa diprediksi, baik angin maupun gelomban laut. Sehingga, operator kapal dan nelayan sebaiknya menunda untuk berlayar atau melaut hingga kondisi cuaca berangsur membaik.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Dwikorita melakukan inspeksi dan pengecekan tekait peralatan-peralatan yang digunakan untuk melakukan monitoring dan prakiraan cuaca. Termasuk proses diseminasi informasi cuaca dan iklim yang dilakukan.

“Kami ingin informasi iklim dan cuaca ini benar-benar diterima dengan baik, betul-betul dipahami, dan betul-betul dipatuhi agar kasus kecelakaan laut akibat gelombang tinggi bisa dicegah,” terang Dwikorita.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, BMKG akan memaksimalkan sosialisasi kepada para operator kapal, agar memiliki pemahaman yang sama terkait informasi cuaca dan iklim yang diberikan BMKG.

“Dengan begitu mereka mampu membantu kebutuhan perencanaan berlayar dan menghindarkan dari risiko akibat cuaca ekstrem,” jelas Eko.

“Kami terus membangun sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, ormas, dan lembaga non profit sehingga kejadian kecelakaan kapal bisa dihindari dau ditekan sedemikian rupa,” tutup Eko.

Sumber : BMKG | Editor : Saud Rosadi

Tag: