Bursa Aset Kripto Indonesia Satu-satunya di Dunia

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan didampingi Pelaksana Tugas Kepala  Bappebti  Didid  Noordiatmoko  dan Ketua    Asosiasi    Pedagang    Aset    Kripto    Indonesia    (Aspakrindo)    Teguh    Kurniawan Harmanda membuka acara Bulan Literasi Kripto Tahun 2023 yang berlangsung di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (2 /2/2023).

BANDUNG.NIAGA.ASIA – Plt Kepala  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka  Komoditi (Bappebti), Kasan mengatakan, terkait  ekosistem  aset  kripto,  Bappebti  telah  membentuk  bursa  aset  kripto,  lembaga  kliring  aset kripto, dan  pengelola  tempat  penyimpanan  aset  kripto (depository) yang diresmikan pada  28  Juli 2023.

“Bursa  aset  kripto  di  Indonesia merupakan  satu-satunya di  dunia,” kata Kasan saat  membuka  Outlook  Perdagangan  Berjangka  Komoditi  dan Rapat  Kerja  Bappebti  2024  di  Bandung, Jawa  Barat, Kamis  (11/1).

Pembentukan  ekosistem tersebut  mengacu  pada  Peraturan  Bappebti  (Perba)  Nomor  13/2022  tentang  Perubahan  Atas  Perba Nomor  8/2022  tentang  Pedoman  Penyelenggaraan  Perdagangan  Pasar  Fisik  Aset  Kripto  di  Bursa Berjangka.

Kasan  menekankan,  pembentukan  ekosistem  aset  kripto  merupakan  bukti  pemerintah  hadir  dalam upaya  perlindungan  konsumen.  Hal  ini  sekaligus  memberikan  kepastian  berusaha  bagi  industri  aset kripto.

“Pada  Januari-November  2023, total  nilai  transaksi  kripto  tercatat sebesar  Rp122  triliun.  Adapun jumlah  pelanggan  aset  kripto  sejak  diaturnya  aset  kripto  oleh  Bappebti  sampai  November  2023 mencapai 18,25 juta pelanggan sementara pedagang aset kripto yang telah memperoleh Tanda Daftar sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK)di Bappebti sebanyak 33 perusahaan,” paparnya.

Ilustrasi

Menurut Kasan lagi, dengan adanya UU No 4/2023 tentang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan, kewenangan pengaturan,  pembinaan,  dan  pengawasan  aset  kripto  dan  derivatif  keuangan  akan  beralih  dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) pada Januari 2025.

“Saat ini, OJK, BI, Kementerian Keuangan, dan Bappebti sedang tahap finalisasi Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP),” ungkapnya.

Perdagangan  aset  kripto  diprediksi tumbuh  positif  seiring  dengan halving Bitcoin  yang  akan  terjadi pada  2024. Untuk itu, ekosistem yang  telah  dibangun harus  berjalan  dan  menumbuhkan  transaksi, 33  CPFAK  didorong  menjadi  Pedagang  Fisik  Aset  Kripto  (PFAK),  mengembangkan  aset  kripto  lokal, membentuk  Komite  Aset  Kripto,  menyelesaikan  RPP  turunan  UU  P2SK,  serta  memastikan  peralihan kewenangan dari Bappebti ke OJK dan BI tidak menimbulkan goncangan bagi industri aset kripto.

Sumber: Siaran Pers Kemendag | Editor: Intoniswan

Tag: