JAKARTA.NIAGA.ASIA – Potensi pasar ekspor batik dan produk batik cukup menjanjikan, terlihat dari capaian nilai ekspor batik dan produknya sepanjang tahun 2023 yang mencapai USD17,5 juta. Berdasarkan hitungan Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor batik semester pertama tahun 2024 sudah mencapai USD9,45 juta.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/9).
Menurut Reni, selama ini, Ditjen IKMA telah melakukan pengembangan industri batik melalui berbagai kegiatan seperti penyusunan buku “Mengenal Industri Batik Ramah Lingkungan” dan “Batik Berkelanjutan: Rantai Pasok Industri 4.0”, penumbuhan WUB di lapas dan pondok pesantren, penerapan enterprise resource planning (ERP) pada industri batik, restrukturisasi mesin dan/atau peralatan, promosi dan pameran, serta pembangunan dan revitalisasi sentra batik di daerah.
Direktori Sentra Industri yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2020 menunjukkan terdapat 201 sentra industri batik yang tersebar di 11 provinsi. Sentra industri batik terbanyak berada di Provinsi Jawa Tengah dengan 72 sentra, kemudian disusul oleh Jawa Timur sebanyak 62 sentra. Adapun total industri batik dari seluruh provinsi mencapai 5.946 industri.
Selanjutnya Ditjen IKMA akan menggelar pameran sekaligus business matching, serta fasilitasi sertifikasi Batikmark dan workshop proses produksi seragam batik Jemaah Haji, yang rencananya digelar pada November 2024. Kegiatan ini ditargetkan untuk IKM batik yang selama ini memproduksi seragam batik bagi jemaah haji.
Sementara Ketua Umum YBI (Yayasan Batik Indonesia) Gita Pratama Kartasasmita, HBN 2024 ini spesial karena bertepatan dengan usia YBI yang genap 30 tahun.
“Selama 30 tahun YBI berkarya. Harapannya kita bisa selalu mempersembahkan yang terbaik dan menginspirasi terutama bagi para pelaku dan pencinta batik Indonesia,” ujarnya.
Pameran edukatif dalam rangka HBN ini akan menampilkan instalasi modern sesuai dengan perkembangan zaman berupa multimedia tunnel. Pengunjung dapat menikmati pengalaman baru dengan masuk ke sebuah immerse experience, menampilkan animasi batik yang sudah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG), antara lain Batik Nitik, Batik Besurek, Batik Complongan, Batik Sarung Pekalongan, dan Batik Lasem.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perindustrian | Editor: Intoniswan
Tag: Batik