Eropa Berlakukan Lagi Pembatasan Hadapi Penularan Omicron

Seorang dokter memvaksinasi seorang wanita muda dengan vaksin mRNA Moderna di Koleksi Seni Negara Dresden di Dresden, Jerman, 18 Desember 2021. Tingkat vaksinasi di Saxony adalah yang terendah di Jerman. (Foto: Daniel Schaefer/dpa melalui AP)

LONDON.NIAGA.ASIA — Negara-negara di seluruh Eropa bergerak untuk menerapkan kembali langkah lebih tegas untuk membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang dipicu varian omicron, yang dikenal sangat mudah menular. Langkah itu memicu seruan protes dari Paris hingga Barcelona.

Di tengah peningkatan kasus COVID-19, para menteri di Prancis dan Austria memperketat pembatasan perjalanan. Paris juga membatalkan pesta kembang api malam Tahun Baru. Sementara Denmark menutup teater, ruang konser, taman hiburan, dan museum. Di Irlandia, memberlakukan batas jam 8 malam di pub dan bar serta kehadiran terbatas di acara indoor dan outdoor.

Perdana Menteri Irlandia Michael Martin mengatakan, pembatasan baru diperlukan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian dari COVID-19.

“Semua ini tidak mudah,” kata Martin pada Jumat (17/12) malam, dikutip Niaga Asia dari Associated Press, Sabtu (18/12).

“Kami semua lelah dengan COVID dan pembatasan yang diperlukan. Liku-liku, kekecewaan dan frustrasi mengambil korban, dan berat bagi semua orang. Tapi itulah kenyataan yang kita hadapi,” ujar Martin.

Negara lain mungkin melangkah lebih jauh lagi. Para menteri pemerintah Belanda misalnya melakukan pertemuan Sabtu (18/12), untuk membahas saran dari para ahli yang merekomendasikan pengetatan penguncian sebagian yang berlaku saat ini.

Di Inggris, di mana infeksi harian yang dikonfirmasi melonjak ke rekor dalam pekan ini, pemerintah telah menerapkan kembali persyaratan untuk mengenakan masker di dalam ruangan dan memerintahkan orang untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau tes COVID-19 negatif baru-baru ini ketika bepergian ke ke klub malam dan acara besar.

Saat ini para ilmuwan memperingatkan bahwa pemerintah perlu melangkah lebih jauh untuk mencegah rumah sakit agar tidak kembali kewalahan menangani pasien.

Inggris dan negara-negara lain juga mempercepat laju suntikan booster, setelah data awal menunjukkan bahwa dua dosis vaksin kurang efektif terhadap varian omicron. Pusat perbelanjaan, katedral dan stadion sepak bola di Inggris telah diubah menjadi pusat vaksinasi massal.

Di Prancis, pemerintah mengumumkan akan mulai memberikan vaksin kepada anak-anak dalam kelompok usia 5 hingga 11 tahun mulai Rabu (22/12) mendatang.

Perdana Menteri Jean Castex mengatakan pada hari Jumat (17/12), bahwa dengan varian omicron menyebar seperti “petir“, pemerintah mengusulkan memerlukan bukti vaksinasi bagi mereka yang memasuki restoran, kafe dan tempat-tempat umum lainnya. Langkah itu menunggu persetujuan parlemen.

Demonstrasi direncanakan Sabtu di Paris untuk menyuarakan penentangan terhadap izin vaksin baru dan pembatasan pemerintah yang sedang berlangsung. Protes juga dijadwalkan berlangsung di Turin, Italia.

Sumber : Associated Press | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: