Herry Wijaya Ubah Sampah Jadi Bernilai Tinggi, Omset Ratusan Juta Perbulan

Herry Wijaya (kanan) di tempat pengolahan sampah miliknya. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Salah satu mitra binaan unggulan PT Pertamina Patra Niaga, Herry Wijaya, menyulap sampah menjadi produk olahan bernilai tinggi. Bahkan berkat kegigihan, disiplin diri, dan pendampingan dari Pertamina, dirinya kini mampu meraup omset mencapai Rp 485 juta perbulan.

Bermula dari menjalankan workshopnya di daerah Sepinggan, Balikpapan Selatan yang dinamai Abadan, yang artinya Abadi. Tumpukan plastik bekas seperti botol dan jerigen bekas pakai diolah menjadi cacahan plastik yang memiliki harga jual bernilai tinggi hingga Rp 10.000 per kilogram.

“Cacahan plastik yang diproduksi ini selain melayani permintaan dalam negeri yakni Surabaya, Tanggerang dan Jakarta juga melayani permintaan dari Korea,” kata mantan karyawan perusahaan multinasional itu, Rabu (7/6).

Berkat berbagai ide dan gagasan kreatifnya, pria berusia 40 tahun itu kini sukses dengan startup banana dan partners dengan fokus bisnis pengolaan sampah, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular.

Tumpukan sampah di workshop pengelolaan Herry Wijaya yang disulap menjadi produk olahan bernilai tinggi. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

Mentransformasi sistem pengolahan sampah dengan membangun Pandora atau pusat industri daur oelang rumahan untuk mengakselarasi ekonomi sirkular dengan fasilitas waste to energy dan waste to material.

Pandora adalah solusi dalam mengelola limbah minyak bekas (Jelantah) menjadi energi terbarukan, yakni biodiesel (Fame) dan tentunya mengubah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.

Selain berhasil mengelola sampah anorganik, Herry Wijaya juga berhasil mengubah sampah organik menjadi charcoal (arang aktif).

Herry Wijaya  saat menerima tamu yang ingin mengetahui kegiatan daur ulang sampah yang dikelolanya. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

Sesuai dengan bidang ilmunya sebagai insiyur teknik mesin dan ketertarikan dengan ilmu kimia sejak bangku SMA, membantu Herry Wijaya dalam pengolahan minyak jelantah menjadi energi bahan bakar ini.

“Hal ini yang memotivasi saya untuk menyempurnakan alat pengolahan energi terbarukan biodiesel, memberikan dampak sosial bagi warga sekitar tempat tinggal saya, sekaligus berhasil menciptakan lapangan kerja,” pungkasnya.

Penulis: Heri | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: