
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Kasus HIV/AIDS di Kota Balikpapan semakin mendapat perhatian serius seiring dengan meningkatnya mobilitas penduduk, di tengah berlangsungnya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) serta Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan (DKK) melaporkan adanya 1.014 kasus HIV/AIDS dalam tiga tahun terakhir, dengan rincian 338 kasus pada 2022, 318 kasus pada 2023, dan 358 kasus pada 2024.
Sebanyak 22 persen dari kasus tahun 2024 berasal dari luar Balikpapan, menambah kompleksitas masalah ini.
Menurut Kepala DKK Balikpapan, Alwiati, peningkatan mobilitas penduduk menjadi salah satu faktor dalam penyebaran HIV/AIDS.
“Perilaku berisiko seperti hubungan seks tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bersama, dan pertukaran cairan tubuh lainnya turut berkontribusi terhadap peningkatan kasus,” kata Alwiati, Selasa 21 Januari 2025.
Faktor lain seperti minimnya kesadaran masyarakat, keterbatasan akses layanan kesehatan, stigma, diskriminasi, serta kondisi sosial ekonomi yang buruk turut memperburuk situasi tersebut.
Untuk penanggulangan, DKK Balikpapan telah memperluas layanan kesehatan di 25 titik, termasuk Puskesmas, hingga rumah sakit negeri maupun swasta.
“Screening HIV juga terus digalakkan, terutama pada kelompok rentan. Seperti ibu hamil, pasien TBC, calon pengantin, dan warga binaan,” ujar Alwiati.
Di sisi lain, tes HIV juga dilakukan di tempat-tempat berisiko seperti kafe, diskotik, dan eks lokalisasi. Selain itu, terapi Pencegahan HIV (PrEP) telah disediakan untuk populasi kunci dan pasangan dengan status serodiscordant.
DKK Balikpapan juga memberikan Paket Makanan Tambahan (PMT) bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV) yang menjalani pengobatan rutin.
Untuk meningkatkan kesadaran, DKK Balikpapan bekerja sama dengan perusahaan swasta, sekolah, serta lintas sektor untuk menyosialisasikan pencegahan HIV/AIDS.
“Media sosial juga kami manfaatkan sebagai sarana edukasi,” terang Alwiati.
Meski tren kasus menunjukkan potensi peningkatan pada 2025, DKK Balikpapan optimis tidak akan ada lonjakan signifikan. Namun demikian, kewaspadaan tetap diperlukan untuk memastikan efektivitas upaya pencegahan yang telah dilakukan.
Balikpapan saat ini menghadapi tantangan besar dalam mengatasi penyebaran HIV/AIDS di tengah dinamika pembangunan dan mobilitas penduduk yang semakin tinggi.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: AIDSBalikpapan