Holding Mining Industry Indonesia Mulai Dekarbonisasi

aa
Ilustrasi. (Foto HO/Net)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Upaya penurunan emisi gas rumah kaca ini juga telah dilakukan anggota holding Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang terdiri dari PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.

Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, di Jakarta, Jumat (24/12).

Menurutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pencapaian target penurunan emisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satunya dengan mendukung komitmen perusahaan tambang terhadap kegiatan dekarbonisasi pada aspek kegiatan usahanya.

“Komitmen perusahaan sektor energi lainnya terhadap dekarbonisasi terus kami dorong, termasuk di sektor pertambangan. Target penurunan emisi, juga menjaga lingkungan yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab bersama dari segenap pihak, baik di sektor energi juga sektor-sektor lainnya,” ujarnya.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan MIND ID berkomitmen mencapai target penurunan emisi dari sektor energi dan Industrial Process and Product Uses (IPPU) sebesar 15.8% pada 2030 dan mendukung aspirasi net zero Pemerintah Indonesia Tahun 2060.

“Program dekarbonisasi merupakan perwujudan dari salah satu pilar sustainability pathway yaitu environment and climate change,” ujarnya dalam diskusi dengan media (15/12).

Dany menjelaskan, pada 2019, MIND ID mencatat emisi gas rumah kaca yang berasal dari penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara dan marine fuel oil untuk proses pengolahan, dan bahan bakar diesel untuk kendaraan proyek/alat berat.

“Kegiatan ini menghasilkan 2,8 juta ton CO2e. Sementara emisi dari penggunaan listrik yang bersumber dari grid PLN untuk kegiatan operasi dan produksi dengan menghasilkan 0,1 juta ton CO2e,” kata Dany.

Mendukung pengurangan emisi, lanjut Dany, peralihan bahan bakar dari marine fuel oil (MFO) ke LNG juga akan dinisiasi oleh PT ANTAM Tbk dan PT Timah Tbk, total pengurangan diperkirakan 121.700 tCO2e/tahun.

“Sementara itu Carbon Offset (Solusi berbasis alam) yang dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk yang dapat menurunkan emisi GRK secara total sebesar 470.807 tCO2e/tahun,” ungkapnya.

Program lainnya yakni pengembangan fasilitas penanganan batubara stasiun pemuatan kereta api PT Bukit Asam Tbk yang dapat mengurangi emisi GRK sebesar 21.000 tCO2e/tahun dan implementasi bus listrik yang dapat mengurangi emisi GRK sebesar 100 tCO2e/tahun.

Sedangkan di PT INALUM (Persero) dilakukan pengembangan CPC dan unit kilang alumina yang berdekatan dengan Perusahaan. Upaya ini dapat menurunkan emisi GRK sebesar 8.011 tCO2e/tahun termasuk menjajaki peluang ‘step-out’ dengan mendorong pengembangan desain baru pot reduction untuk meningkatkan efisiensi saat ini yang juga dapat mengurangi emisi GRK sebesar 12,873 tCO2e/tahun.

“Selain inisiatif di atas, inisiasi penggunaan energi terbarukan yaitu Solar PV untuk listrik saat ini sedang dikembangkan oleh Grup MIND ID. Grup MIND ID juga sedang menjajaki elektrifikasi, CCUS dan penambangan lithium karbonat tingkat baterai untuk mendukung kendaraan listrik,” pungkas Dany.

Sumber : Humas Kementerian ESDM | Editor : Intoniswan

Tag: