
JAKARTA.NIAGA.ASIA -Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan, Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat memberi manfaat bagi Indonesia dan Uni Eropa dalam menghadapi ketidakpastian perdagangan global saat ini.
“Bagi Indonesia, manfaat tersebut dituangkan melalui berbagai strategi di bidang perdagangan,” kata Wamendag Roro dalam seminar ‘New Geopolitical Context: Trade as an Opportunity for Stronger Indonesia-EU Ties’ yang dihadiri sekitar 60 peserta terdiri dari delegasi Parlemen Eropa dan anggota Indonesian Youth Diplomacy di Jakarta, Rabu (16/4).
Turut hadir sebagai narasumber, MEP, Vice President of European Parliament’s Committee on International Trade (INTA), Kathleen van Brempt; Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), Ravindra Airlangga; Minister Counsellor EU Delegation to ASEAN-Parliamentary Relations, Antoine Ripoll; Secretary General ofIndonesian Youth Diplomacy, Alvin Adityo; dan Co-Founder Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja.
“Menyikapi dinamika perdagangan saat ini, Bapak Presiden Prabowo berkomitmen terus bergerak maju dengan strategi yang didasari diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang; termasuk melalui I-EU CEPA,” terang Wamendag Roro.
Diversifikasi pasar ekspor Indonesia, sambung Wamendag Roro, tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakanPresiden Donald Trump, namun juga sebagai kelanjutan strategi jangka panjang Indonesia memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja.
Wamendag mengharapkan, I-EUCEPA dapat diselesaikan sesegera mungkin. Negosiasi tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun ini. Diyakini, I-EUCEPA akan menjadi perjanjian yang sangat bermanfaat bagi para pelaku usaha di kedua belah pihak, terlebih dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang.
“Kami sepakat bahwa I-EU CEPA tidak hanya berfungsi sebagai sebuah perjanjian, tetapi juga sebagai kemitraan strategis yang mencerminkan nilai-nilai kerja sama, pembangunan berkelanjutan, dan pertumbuhan bersama. Selain itu, juga menghasilkan solusi yang saling menguntungkan bagi kedua kawasan,” imbuhWamendag Roro.
Ke depan, Indonesia mengharapkan akses pasar UE yang menguntungkan bagi produk utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk kayu, kopi, dan perikanan. Sebaliknya, Indonesia juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan UE untuk Indonesia.
Wamendag Roro percaya bahwa harus ada konsesi nyata atas langkah-langkah UE yang dapat menimbulkan hambatan bagi ekspor Indonesia, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM), Arahan Energi Terbarukan (RED) II, dan Peraturan Pengiriman Limbah UE (EUWSR).
“Sekali lagi, momentum politik menunggu kita memanfaatkan setiap peluang perdagangan yang ada. Kita perlu melihatnya sebagai peluang untuk mengamankan pertumbuhan kita dan menyelesaikan setiap perbedaan di tengah dinamika geopolitik,” pungkas Wamendag Roro.
Vice President INTA, Kathleen van Brempt menambahkan, kondisi perdagangan global yang tidak menentu ini harus dihadapi dengan tenang, namun tetap siaga dalam memanfaatkan setiap peluang yang muncul.
“Indonesia dan UE telah mengambil langkah tepat. Kedua pihak tetap tenang dan terus berkolaborasi demi kepentingan bersamayang lebih luas,” pungkas Kathleen.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Uni Eropa