Indonesia dan India Paling Cepat Pulih Ekonominya Paska Covid-19

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa (30/05) .

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Indonesia dan India termasuk negara yang paling cepat pulih ekonominya paska Covid-19, walaupun dihadapkan pada krisis geopolitik.Sedangkan ekonomi global melambat dan diperburuk oleh mulainya perang dagang antara AS dan Tiongkok tahun 2017.

“ Di tengah berbagai gejolak, ekonomi Indonesia termasuk yang tumbuh kuat. Ekonomi Indonesia, Tiongkok, dan India konsisten tumbuh di atas pertumbuhan global,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa (30/05)

“Ekonomi Indonesia, Tiongkok, dan India yaitu tiga negara emerging  memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, namun masing-masing memiliki tantangan,” imbuh Menkeu.

Kebijakan fiskal Indonesia telah terbukti efektif mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk di masa pandemi. Di antara negara G20 dan ASEAN, kenaikan PDB Indonesia dan Vietnam lebih besar dari utang, sementara mayoritas negara lainnya, kenaikan utang justru lebih tinggi dari PDB nya masing-masing.

“Paska pandemi tidak berarti tantangan kita semakin mudah. Kita lihat tensi geopolitik itu menjadi factor dominan dan sama seperti dimana saja politik itu unpredictable dampaknya menjadi shock yang tidak bisa tercipta pattern-nya,” lanjut Menkeu.

Selain tensi geopolitik, Menkeu menekankan bahwa ancaman kemunculan pandemi, perubahan iklim, dan digitalisasi menjadi tantangan yang perlu diwaspadai ke depan. Menkeu menyebut bahwa hal-hal tersebut akan menjadi game changer dan mengubah konstelasi global hingga satu dekade ke depan.

“Untuk menghadapi ketidakpastian maka Indonesia harus mampu menciptakan resiliensi, dalam suasana yang tidak pasti harus dijaga dengan ketahan ekonomi Indonesia,” kata Menkeu.

Tren pemulihan ekonomi Indonesia berlanjut dengan kuat dimana PDB tumbuh di atas 5% dalam 6 kuartal berturut-turut.

Menurut Menkeu, pertumbuhan ini didukung oleh semua agregat demand yang telah pulih setelah pandemi diantaranya adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor-impor.

Sementara itu, dari komponen produksi seperti manufaktur, perdagangan, pertambangan, pertanian, konstruksi, transportasi, dan akomodasi juga mencatatkan kinerja yang positif.

“Secara regional juga sudah kita lihat bahwa pemulihan sudah dikontribusikan oleh semua daerah,” lanjut Menkeu.

Menkeu melanjutkan bahwa pemulihan ekonomi yang berkualitas mampu menurunkan pengangguran dan kemiskinan. Pemulihan ekonomi 2021-2022, mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 6,8 juta orang (neto), sehingga angka pengangguran turun ke angka 5,45%.

Penguatan program Perlinsos juga telah mendorong penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan. Tingkat kemiskinan turun dari 11,0% di tahun 2014 menjadi 9,57% di tahun 2022. Rasio gini turun tajam dari 0,414 di tahun 2014 menjadi 0,381 di tahun 2022.

Sumber: Kepala Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan

Tag: