Indonesia – Jerman Sepakati Kerja Sama Pendanaan Infrastruktur Hijau Senilai EUR 2,5 Miliar

Webinar mengenai “Waste Management Solution for Sustainable Indonesia” yang diselenggarakan KJRI Frankfurt, Jerman  diikuti oleh Gubernur Sumatera Barat, Walikota Bandar Lampung, Bupati Aceh Besar, Bupati Pangkajene dan Kepulauan, Plh Bupati Ogan Komering Ulu, serta pejabat perwakilan dinas terkait dari 20 Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Indonesia. (Foto KJRI Frankfurt)

FRANKFURT.NIAGA.ASIA-​Guna membantu Pemerintah Daerah di Indonesia guna mendukung agenda pembangunan berkelanjutan serta pencapaian komitmen Indonesia menuju net zero emission sebelum tahun 2060, Indonesia dan Jerman tahun ini telah menyepakati kerja sama pendanaan infrastruktur hijau (Green Infrastructure Initiative) senilai EUR 2,5 miliar selama 5 tahun ke depan.

Konjen RI Frankfurt, Acep Somantri mengungkapkan itu dalam kegiatan webinar mengenai “Waste Management Solution for Sustainable Indonesia” (16/12/2021).

Webinar dimaksud diikuti oleh Gubernur Sumatera Barat, Walikota Bandar Lampung, Bupati Aceh Besar, Bupati Pangkajene dan Kepulauan, Plh Bupati Ogan Komering Ulu, serta pejabat perwakilan dinas terkait dari 20 Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Indonesia.

“Kesepakatan dimaksud melengkapi kerja sama terkait sebelumnya melalui Green Infrastructure Development (GID) di bawah GIZ yang salah satu programnya adalah tata kelola limbah yang menghasilkan bahan bakar alternatif,” kata Acep Somantri.

Menurut Acep Somantri, menyampaikan, produksi limbah dan penanganannya berkaitan erat dengan upaya bersama mengurangi pencemaran lingkungan dan memerangi dampak pemanasan global serta perubahan iklim.

“Keterlambatan pencarian solusi penanganan limbah yang tepat dapat memicu gangguan kesehatan masyarakat hingga terhambatnya aktivitas ekonomi sebagai akibat dari bencana alam hingga kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Menurut Acep Somantri, setidaknya tercatat lebih dari 67 juta ton limbah Indonesia dihasilkan di tahun 2020 dan akan berlipat ganda di tahun 2025. Untuk itu diperlukan upaya komprehensif dengan memanfaatkan teknologi yang tepat guna yang dapat disesuaikan dengan kapasitas daerah dalam mengelola limbah dimaksud secara berkesinambungan.

Loesche GmbH, perusahaan yang berkantor pusat di Düsseldorf, Nordrhein-Westfalen, memiliki kapasitas teknologi yang mumpuni dalam menyediakan solusi penanganan limbah di Indonesia, baik yang bersifat organik ataupun non-organik, dan disesuaikan dengan kondisi limbah di masing-masing daerah.

“Hasil pengelolaan limbah yang ditawarkan memiliki conversion rate tertinggi di dunia dari limbah menjadi berbagai alternatif bahan bakar (alternative fuels) yang dapat dimanfaatkan (off-take) oleh industri yang membutuhkan, antara lain RDF yang dapat dimanfaatkan oleh industri semen atau energi, biodiesel, biomethanol dan lainnya,” kata Acep Somantri lagi.

Saat ini Loesche GmbH sedang menjajaki implementasi penanganan limbah yang berkesinambungan di berbagai daerah di Indonesia, antara lain di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Lebih lanjut, Konjen RI Frankfurt juga mendorong Loesche GmbH untuk bekerja sama dengan mitra terkait di Indonesia untuk menentukan solusi dan model kerja sama yang feasible dalam peningkatan kapasitas pengelolaan limbah secara berkesinambungan dan ramah lingkungan.

“Skema kerja sama dimaksud hendaknya dapat memanfaatkan program kemitraan yang telah tersedia, termasuk Green Infrastructure Initiative dan Green Infrastructure Development,” pungkasnya.

 Sumber: KJRI Frankfurt | Editor : Intoniswan

Tag: