JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kementerian Perindustrian terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa lebih berdaya saing dan menguasai pasar domestik hingga internasional. Selama ini IKM telah membuktikan perannya menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Demikian Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza dalam Awarding Gebyar IKMA 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (14/11).
Dalam acara Gebyar IKMA 2024, Ditjen IKMA Kemenperin juga memberikan apresiasi bagi 29 IKM penerima penghargaan dan pemenang program kompetisi yang digelar tahun 2024.
Menurut Wamenperin, untuk semakin mengembangkan industri di tanah air, Kemenperin memandang perlunya kolaborasi antara pelaku industri dengan para pengggerak sektor ekonomi lain.
Untuk lingkup IKM, Kemenperin berupaya terus mendorong terciptanya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam pembinaan, penguatan dan pemberdayaan IKM yang akan memberikan efek domino positif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kolaborasi tersebut, IKM bisa mengembangkan produk yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi.
Kemenperin berupaya terus mendorong terciptanya kolaborasi ini agar IKM dapat mengembangkan produk yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi.
“Jika produk IKM berkualitas tinggi, hal ini meningkatkan posisi mereka di pasar dan memungkinkan mereka untuk bersaing dengan produk impor,” kata Wamenperin.
Wamenperin mengemukakan, pelaku IKM memiliki semangat dan jiwa usaha yang tangguh di tengah kondisi sulit, seperti yang dialami pada masa pandemi Covid-19.
“Pada saat itu, hampir semua produk yang kita butuhkan, diisi oleh produk IKM. Contohnya adalah produk makanan. Sektor IKM malah banyak yang tumbuh pada masa itu,” ungkapnya.
Wamenperin optimistis, IKM tetap memegang peran penting dalam penguatan struktur industri dan turut mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Apalagi populasi IKM saat ini berjumlah 4,52 juta unit usaha, mendominasi sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri. IKM juga menyerap tenaga kerja sebanyak 12,37 juta orang (berdasarkan proporsi IKM dalam data Sakernas).
“Pasar IKM kita sangat besar dan luas, produk unggulannya juga bervariasi, dari Sabang sampai Merauke. Ini yang harus menjadi potensi dan peluang IKM untuk menguasai pasar nasional kita, dan bersyukurnya juga bisa ekspor,” tuturnya.
IKM juga tercatat mampu menyumbang sebesar 20,97 persen dari total nilai output industri.
“Angka ini menunjukkan peran strategis sektor IKM khususnya dalam hal peningkatan nilai tambah menjadi produk industri lokal, kemudian peran terhadap penyerapan tenaga kerja, serta pemerataan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan,” imbuh Wamenprin.
Wamenperin menambahkan, Indonesia memiliki peluang besar pada bonus demografi dengan sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif. Pada tahun 2030 nanti, menjadi puncak populasi usia kerja Indonesia yang akan mencapai lebih dari 70 persen dari total penduduk. “Bonus demografi ini bisa menjadi daya dorong untuk peningkatan produktivitas, termasuk di sektor IKM,” ujarnya.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Prindustrian | Editor: Intoniswan
Tag: IKM