Iran Umumkan Kasus Pertama Varian Omicron COVID-19

Lebih dari 60 persen populasi yang memenuhi syarat di Iran telah menerima dua dosis vaksin [Fatemeh Bahrami/Anadolu]
TEHERAN.NIAGA.ASIA – Kementerian Kesehatan Iran mengkonfirmasi kasus pertama varian Omicron dari COVID-19 di Iran.

Seorang pejabat kementerian mengatakan kepada televisi pemerintah pada hari Minggu (19/12), bahwa varian yang sangat menular itu terdeteksi pada seorang pria Iran paruh baya yang baru saja melakukan perjalanan kembali dari negara tetangga Uni Emirat Arab.

Kementerian juga memantau dua kasus lainnya yang dicurigai.

Berita itu muncul ketika Iran, selama berminggu-minggu, relatif tenang dengan tingkat infeksi yang rendah, maupun rawat inap dan angka kematian di tengah kampanye vaksinasi yang meluas.

Lebih dari 60 persen populasi yang memenuhi syarat telah menerima dua dosis vaksin, dan kebanyakan orang sekarang dapat menerima suntikan booster atau dosis ketiga.

Iran, dengan populasi 85 juta, juga telah memproduksi beberapa vaksin secara lokal, beberapa di antaranya sekarang digunakan dalam kampanye vaksinasi nasional dan diharapkan akan diluncurkan dalam skala yang lebih besar di masa mendatang.

Namun demikian Iran adalah yang paling terdampak di Timur Tengah dengan lebih dari 6,1 juta kasus, termasuk lebih dari 131.000 kematian.

Jumlah kematian harian kini turun menjadi dua digit dari 709 kematian yang tercatat pada akhir Agustus 2021 lalu.

Kementerian kesehatan mengumumkan 50 kasus meninggal dan 1.968 kasus COVID-19 baru pada hari Minggu.

Namun dengan terdeteksinya varian Omicron di negara tersebut, pejabat kesehatan juga memperingatkan konsekuensi berat bagi Iran jika protokol kesehatan tidak dipatuhi.

Komite ilmiah gugus tugas anti-coronavirus nasional menyerukan agar tempat-tempat pertemuan tertutup seperti sekolah, konser, dan restoran segera ditutup setidaknya selama empat minggu, untuk mencegah penyebaran cepat dari varian Omicron. Namun, penutupan yang meluas seperti itu tampaknya sangat tidak mungkin diterapkan.

Awal bulan ini, Iran mulai secara bertahap menerapkan rencana “protokol pintar” yang memungkinkan hampir semua kegiatan untuk warga negara yang divaksinasi tetapi memperkenalkan batasan – misalnya dalam perjalanan – untuk individu yang tidak divaksinasi.

Sumber : Al Jazeera | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: