Kapal Migran dari Senegal Bawa 200 orang Hilang di Perairan Canary

Penyelamat maritim Spanyol telah menghabiskan waktu berhari-hari mencari kapal kecil Senegal itu (PENYELAMATAN MARITIM/FACEBOOK)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Tim penyelamat Spanyol sedang mencari hilangnya perahu di lepas pantai Kepulauan Canary yang membawa sedikitnya 200 migran Afrika lebih dari seminggu yang lalu.

Kelompok bantuan Walking Borders mengatakan perahu nelayan itu berlayar dari Kafountine, sebuah kota pesisir di Senegal selatan yang kira-kira berjarak 1.700 km (1.057 mil) dari Tenerife.

Kelompok itu mengatakan banyak anak di dalamnya, mengutip laporan kantor berita Spanyol Efe.

Dua perahu serupa yang membawa belasan orang lagi juga dikabarkan hilang. Layanan penyelamatan maritim Spanyol memberi tahu Efe bahwa sebuah pesawat telah bergabung dalam pencarian.

Kapal dengan 200 orang di dalamnya meninggalkan Kafountine pada 27 Juni, menuju Kepulauan Canary.

Ada beberapa rincian tentang dua kapal lainnya, namun kantor berita Reuters mengutip Helena Maleno dari Walking Borders yang mengatakan bahwa satu perahu berisi sekitar 65 orang, yang lainnya hingga 60 orang. menjadi lebih dari 300.

Berita itu muncul hanya beberapa minggu setelah Eropa melihat salah satu kapal karam migran Mediterania terburuk, ketika sebuah kapal pukat yang penuh sesak tenggelam di lepas pantai Yunani.

Sedikitnya 78 orang dipastikan tenggelam, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan hingga 500 orang masih hilang.

Pelayaran dari Afrika Barat ke Kepulauan Canary adalah salah satu rute paling berbahaya bagi para migran, paling tidak karena mereka biasanya berlayar dengan perahu nelayan sederhana, yang mudah diombang-ambingkan oleh arus di perairan Atlantik.

Tahun lalu setidaknya 559 orang tewas di laut saat mencoba mencapai pulau-pulau Spanyol, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB. Jumlah kematian untuk tahun 2021 mencapai 1.126 orang.

IOM mengutip Kementerian Dalam Negeri Spanyol yang mengatakan 15.682 orang tiba secara tidak teratur di Kepulauan Canary pada tahun 2022, turun 30% dibandingkan tahun 2021.

“Meskipun terjadi penurunan dari tahun ke tahun, arus di sepanjang rute berbahaya ini sejak 2020 tetap tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata IOM.

Sumber: BBC | Editor : Saud Rosadi

Tag: