Kemenkes Kirim 65 Tenaga Media dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan ke Turki

Tim penyelamat terus mencari korban dan penyintas yang terperangkap di bawah reruntuhan pasca gempa mematikan di Kahramanmaras, Turki 10 Februari 2023. REUTERS/Stoyan Nenov

JAKARTA.NIAGA.ASIA — Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengirimkan tim medis dan logistik kesehatan tahap awal untuk membantu penanganan gempa bumi yang terjadi di Turki dan Suriah. Pelepasan bantuan dilaksanakan di Landasan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu 11 Februari 2023.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya mengatakan dalam misi kemanusiaan itu, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan 65 tenaga medis.

“Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus,” kata Sumarjaya, dikutip niaga.asia dari laman Kementerian Kesehatan, Minggu.

Tenaga medis yang dikirim terdiri dari 3 jenis yakni dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan.

Dokter spesialis terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiater

Tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan. Sedangkan tenaga pendukung kesehatan di antaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.

Nantinya, tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.

Sumarjaya menekankan bahwa dalam misi kemanusiaan ini, Kementerian Kesehatan mengutamakan pada penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada korban terdampak gempa.

Dengan pertimbangan itu, pemerintah Indonesia akan mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2. Dimaksud dengan layanan EMT tipe 2, karena peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.

Terkait dengan kapasitas, Sumarjaya mengatakan bahwa rumah sakit lapangan EMT tipe 2 memiliki kapasitas cukup besar. Di antaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.

“Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe 3, tidak semua negara punya. Kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bawa semua,” jelasnya.

Disamping tim medis, pada tahap awal ini, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan 2,5 ton logistik kesehatan terdiri dari logistik non medis, perangkat medis, obat-obatan, dan Bantuan Medis Habis Pakai (BMHP).

Sementara itu, terkait dengan persiapan tim, Sumarjaya menyebutkan tenaga kesehatan diminta untuk mempelajari situasi dan kondisi di sana. Sebab, suhu di Turki dan Suriah saat ini sangat dingin.

“Personal kit sudah kita siapkan, karena di sana suhunya minus 2 sampai minus 7 derajat Celcius. Untuk logistik personal kita akan dibantu oleh teman-teman BNPB,” terangnya.

Sumarjaya juga menyampaikan pengiriman tim kesehatan akan mendukung tim pendahulu yang mulai berangkat hari Sabtu. Tim pendahulu yang dikirim adalah Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) menggunakan pesawat Hercules C-130 dan Boeing-737.

Total personil yang diberangkatkan sebanyak 65 orang terdiri dari 47 orang dari Basarnas dan 15 orang dari BNPB.

Tim tersebut rencananya akan ditempatkan ke wilayah paling parah terdampak gempa yakni Gaziantep, Diyarbakır, Kahramanmaraş, dan Hatay, dan akan bertugas selama satu bulan untuk membantu penanganan pasca gempa.

Tim MUSAR merupakan prioritas pemerintah mengingat pentingnya pencarian dan penyelamatan korban yang tertimbun reruntuhan bangunan dan selama ini masih berlangsung usai gempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023.

Selain bantuan SAR, pada saat yang sama pemerintah melalui Kementerian Pertahanan juga mengirimkan bantuan logistik awal sebanyak 5 ton untuk korban terdampak gempa. Bantuan tersebut terdiri dari sepatu, makanan, hingga selimut.

Setelah mengirimkan tim pendahuluan, selanjutnya pemerintah akan mengirimkan tim medis yang tergabung dalam Tim Emergency Medical Team (EMT) pada Senin, 13 Februari 2023 menggunakan satu pesawat khusus.

Total tim medis yang akan diberangkatkan sebanyak 104 orang dengan rincian 65 orang dari Kementerian Kesehatan, 17 orang dari TNI, 17 orang dari Polri dan 4 orang dari BNPB.

Tim EMT ini akan fokus menangani kegawatdaruratan awal korban gempa yakni kasus-kasus yang berkaitan dengan patah tulang dan cedera lainnya.

Setelah Tim EMT diberangkatkan, selanjutnya akan ada pengiriman tim medis tahap kedua yang nantinya fokus pada penanganan penyakit-penyakit yang mungkin muncul pasca gempa. Tim kedua ini rencananya akan dikirim bulan depan.

Bantuan tahap ketiga, berupa logistik, peralatan dan bantuan lainnya masing-masing untuk Turki dan Suriah.

Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 7,8 dan 7,7 mengguncang Turki dan Suriah pada Senin 6 Februari 2023 dini hari waktu setempat, dan menghancurkan banyak gedung dan rumah serta mengakibatkan banyak korban jiwa.

Hingga 10 Februari 2023, tercatat sudah 21.051 orang meninggal dunia dan 74.909 orang mengalami luka-luka akibat serangkaian gempa dahsyat yang melanda Turki-Suriah.

Secara rinci, korban meninggal di Suriah tercatat sebanyak 3.377 orang dan korban luka mencapai 2030 orang. Sementara korban meninggal di Turki, dilaporkan sebanyak 17.674 orang dan korban luka mencapai 72.879 orang.

Sumber : Kementerian Kesehatan | Editor : Saud Rosadi

Tag: