KPBU RSUD IA Moeis Masuki Tahap Aanwijzing

Wali Kota Samarinda, Andi Harun memberikan Aanwijzing Lelang Tahap 1 Proyek KPBU Pengembangan RSUD I.A Moeis Kota Samarinda. (Foto Dokpim Pemkot Samarinda/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Komitmen kuat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk membuka ruang investasi asing makin terlihat nyata melalui proyek pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Inche Abdoel (I.A) Moeis.

Pada Senin (28/4/2025) di Ballroom Hotel Fugo Kota Samarinda, tahapan Pemberian Penjelasan/Aanwijzing Lelang Tahap I Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pun digelar.

Tahap ini menandai babak baru keseriusan Samarinda dalam mempercepat modernisasi layanan kesehatan berstandar internasional. Menurut Wali Kota Andi Harun, bahwa tahap aanwijzing sangat penting untuk memastikan seluruh aspek teknis proyek dipahami oleh konsorsium pemenang, yakni Plenary Group dan Aspen Medical dari Australia.

“Ini menunjukkan kepada publik dan calon investor lain bahwa Pemkot Samarinda bukan hanya serius, tapi juga mampu beradaptasi dengan kebutuhan investasi global, khususnya di sektor strategis seperti kesehatan,” ujarnya.

Dalam forum ini, berbagai aspek mulai dari konstruksi, pembiayaan, hingga rincian administrasi dibahas secara mendalam untuk menghindari hambatan di tahap selanjutnya, yakni signing kontrak kerja sama yang ditargetkan rampung pada Oktober 2025.

Pemkot Samarinda terus mengupayakan agar dinamika dalam proses aanwijzing berjalan lancar, sehingga kesepahaman antara tim KPBU, panitia lelang, dan konsorsium bisa tercapai tanpa hambatan berarti.

“Kalau semua berjalan lancar, kita rencanakan 1 Oktober sudah bisa signing. Setelah itu kita kembali melakukan market sounding ke lender dan lembaga perbankan untuk mendukung pendanaan,” jelasnya.

Andi Harun meyakini bahwa proses berikutnya akan berjalan mulus, mengingat kapasitas, kualifikasi, dan rekam jejak Plenary Group dan Aspen Medical yang sudah sangat terpercaya di bidangnya.

Ia juga menegaskan bahwa kepercayaan dari konsorsium asing tidak muncul begitu saja. Pemkot Samarinda secara aktif membangun lingkungan investasi yang aman, bebas dari praktik birokrasi berbelit, dan mendukung penuh setiap prosedur yang diperlukan untuk kelancaran proyek.

“Investor luar itu intinya bagaimana kita bisa meyakinkan mereka. Dia pasti melihat daerah kita itu aman terhadap investasi atau tidak. Mereka menilai dan kita menyiapkan semua dukungannya,” terangnya.

Lebih dari sekadar hitung-hitungan untung rugi bisnis, menurut Andi, investor asing juga melihat faktor transparansi dan kepastian hukum sebagai kunci dalam mengambil keputusan.

“Kalau pemerintahnya ramah, prosesnya bersih, maka separuh kerja meyakinkan investor sudah selesai,” tambahnya.

Proyek ini mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Keuangan, serta lembaga seperti Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII). Harapan Andi Harun, RSUD IA Moeis bisa menjadi pusat layanan kesehatan unggulan di Kaltim dan mendorong Samarinda menjadi destinasi medical tourism di Asia Tenggara.

“Kami ingin membawa layanan kesehatan di Samarinda ke level dunia, bukan hanya untuk warga kota ini, tetapi untuk seluruh Kaltim dan Indonesia,” tutupnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Samarinda 

Tag: