Kronologi 20 ABK Vietnam Positif Corona, 2 Dirawat di RS Samarinda

Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin (tiga dari kiri) saat berbicara pada konferensi pers 20 ABK Vietnam positif Corona di kantornya, Jumat (10/12). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda merilis resmi kronologi 20 ABK Motor Vessel (MV) VTO dari Vietnam positif Corona. Dua di antaranya dirawat di RSUD AW Sjachranie. Terungkap sebelumnya mereka juga pernah berada di Muara Berau.

Penjelasan kronologi disampaikan langsung Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin. Juga hadir perwakilan KSOP Samarinda, Kantor Imigrasi Samarinda, Dinkes Kota Samarinda dan Kalimantan Timur, serta kepolisian.

Dimulai tanggal 5 Desember 2021. Agen pelayaran memberitahukan rencana kedatangan kapal dari luar negeri. Adapun data kapal bernama MV VTO berbendera Vietnam dengan 22 ABK dengan status berkewarganegaraan Vietnam.

“Kapal dari Ho Chi Minh di Vietnam dengan rencana tiba 6 Desember 2021,” kata Solihin, dalam penjelasan resmi di kantornya, Jumat (10/12).

Sehari kemudian Senin (6/12), tim KKP melakukan pemeriksaan kapal dalam status karantina saat berada di perairan Muara Berau, Kalimantan Timur.

“Kita datang dengan asas praduga bersalah. Kita Anggap semua dalam kondisi karantina sampai dinyatakan bebas karantina. Jadi itu yang kita lakukan,” ujar Solihin

Banyak hal dilakukan petugas KKP di atas kapal itu. Mulai dari  memeriksa dokumen kesehatan, sanitasi kapal, pemeriksaan suhu badan, hingga melakukan tes antigen. Hasilnya, 18  dari 22 ABK mengantongi hasil positif COVID-19.

“Banyak sekali kan? Ada 18 dari 22 ABK,” ujar Solihin.

Guna penegakkan diagnosis sesuai prosedur berlaku, dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Pemeriksaan PCR adalah golden standar petugas KKP. Jadi hari itu, diambil sampel untuk pemeriksaan PCR,” tambah Solihin.

Hasilnya pun mengejutkan. Dari 22 ABK diuji PCR, didapatkan hasil 20 ABK justru mengantongi hasil terkonfirmasi positif COVID-19.

“Dari 20 ABK itu harus memisah dari 2 orang yang dinyatakan negatif. Supaya tidak ada penularan lebih lanjut,” terangnya.

Ilustrasi petugas kesehatan mengenakan baju hazmat. (Hak atas foto EPA Image caption/2020)

“Dari 20 orang hasil positif dari PCR, termasuk seluruh perwira di atas kapal. Dengan begitu kapal dinyatakan status karantina. Dilakukan penelusuran kontak, dilakukan isolasi mandiri, dan disinfeksi kapal,” jelas Solihin.

“Kami mengundang unsur kemaritiman untuk rapat koordinasi seperti KSOP, Imigrasi, Bea Cukai, Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda, dan juga mengundang unsur wilayah Dinkes Samarinda dan provinsi Kalimantan Timur. ABK di atas kapal dalam pemantuan,” terang Solihin lagi.

Pengawasan Kapal MV VTO

Usai mendapati 20 dari 22 ABK terkonfirmasi positif COVID-19, KKP melakukan pemantauan suhu dan saturasi oksigen  ABK setiap hari. Termasuk pengiriman vitamin untuk para ABK.

“Semua tim boarding dan agen pelayaran diisolasi mandiri di bawah pengawasan petugas KKP dan kondisinya dilaporkan setiap hari,” ungkap Solihin.

Dalam hal pengawasan kapal selama status karantina, KKP melakukan koordinasi bersama Pelabuhan Tiga Bersaudara (PTB) selaku pemegang konsesi di Muara Berau, dan juga KSOP Samarinda dalam rangka pengawasan kapal yang sedang dalam karantina. Tujuannya agar tidak ada aktivitas naik dan turun barang dan atau orang selama kapal masih dalam status karantina.

“Kami juga bekerja sama dengan Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda dan Polairud di Muara Berau,” sebut Solihin.

“Perihal ketersediaan makanan dan minuman di atas kapal, mengingat kapal ini merupakan kapal niaga, jadi ketersediaan makanan dan minuman di kapal berdasarkan hasil pemeriksaan petugas karantina KKP Samarinda sudah tersedia dengan jumlah cukup,” terang Solihin.

Dua ABK Gejala Sesak Nafas

Berikutnya 8 Desember 2021, sekira pukul 15.00 WITA, nakhoda kapal melalui agen pelayaran menginformasikan kepada petugas KKP ada satu orang ABK bergejala sesak nafas. Tim KKP menuju kapal MV VTO dan melakukan pemeriksaan kesehatan di atas kapal.

Ruang Tulip di RSUD AW Syachranie yang digunakan sebagai ruang isolasi penyakit infeksi menular. Foto diambil Maret 2020 lalu. (Foto : dokumen/Niaga Asia)

“Hasil pemeriksaan, seorang ABK usia 44 tahun sesak nafas dengan saturasi oksigen 89 persen. Direkomendasikan mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan,” tegas Solihin.

“Secara aturan internasional, apabila ada pelaku perjalanan di alat angkut memerlukan bantuan medis, wajib kita evakuasi, wajib kita bantu. Bisa kita bayangkan kalau itu adalah ABK WNI ada di negara lain. Jadi, proses evakuasi sesuai standar protokol kesehatan yang berlaku. Kita sudah koordinasikan banyak pihak karena kita tidak mau bawa pasien kemudian bingung mau dibawa kemana,” jelas Solihin lagi.

Berikutnya pada 9 Desember 2021 pukul 09.00 WITA, nakhoda melalui agen pelayaran kembali menginformasikan ada satu ABK laki-laki usia 32 tahun kembali sesak nafas dengan saturasi oksigen 88 persen. ABK itu juga dirujuk ke RSUD AW Sjachranie.

Masih disampaikan Solihin, bagi KKP, terpenting adalah bukan soal sumber penularan. Namun adanya kasus itu tidak berakibat pada masyarakat Samarinda, Kaltim dan Indonesia umumnya. Sehingga dilakukan isolasi kapal dan ABK yang positif COVID-19.

Seorang petugas medis merawat pasien COVID-19 di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit Pirogov di Sofia, Bulgaria, 15 Oktober 2021. (REUTERS/Stoyan Nenov)

“Dugaan kita terjadi interaksi antarmereka karena di ruangan menggunakan AC Central sehingga risiko penularan tinggi. Harapan kami, yang jadi suatu keresahan masyarakat umum kita sebagai tim kemaritiman sudah melakukan tindakan pengamanan. Bisa mendeteksi adalah hal yang baik,” tegasnya.

Terbaru ABK Positif Bergejala

Dari pemeriksaan terkini tim KKP, dari 20 ABK terkonfirmasi positif COVID-19 itu hampir semua bergejala. Rinciannya, total 18 ABK bergejala.

Dirinci lagi 13 ABK mengalami demam, 16 ABK batuk, 11 ABK flu, 16 ABK sakit tenggorokan, 6 ABK susah bernafas, 12 ABK hilang indera penciuman, 6 ABK hilang indera pengecap, 6 ABK alami diare serta 14 ABK lemah.

Riwayat Perjalanan Kapal

Dari pemeriksaan dokumen perjalanan kapal, terungkap kapal MV VTO pernah berada di Muara Berau lalu kembali ke Vietnam, dan kembali lagi ke Muara Berau sejak September 2021 lalu. Rinciannya adalah :

1. Pelabuhan Ho Chi Minh di Vietnam pada 21-30 November 2021

2. Pelabuhan Tanjung Kampeh di Indonesia pada 4-18 November 2021

3. Pelabuhan Ho Chi Minh pada 14 Oktober-1 November 2021

4. Pelabuhan Muara Berau pada 26 September-8 Oktober 2021

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: