
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kelompok ‘Sentra Gang 1’ di Jalan Slamet Riyadi, Samarinda, adalah salah satu sentra pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang dibiayai Bank BTPN Syariah. Sentra itu terbentuk dari kisah sukses Endang Jumalini, 40 tahun, dengan modal awal usaha memproduksi amplang Rp 5 juta dari BTPN Syariah di 2016 lalu. Berikut kisah suksesnya.
Amplang merupakan salah satu camilan khas kota Samarinda. Mereka yang berkunjung ke Samarinda, tidak sedikit menjadikan amplang sebagai buah tangan, atau dikenal masyarakat dengan sebutan oleh-oleh.
BTPN Syariah bersama wartawan, termasuk niaga.asia, berkesempatan berkunjung ke kediaman Endang Jumalini, di Jalan Slamet Riyadi Gang 1 RT 27 Kelurahan Teluk Lerong Ulu. Rumah itu menjadi tempat Endang memproduksi amplang, usaha turun temurun yang dijalankan orang tuanya sejak 37 tahun lalu.
BACA JUGA :
BTPN Syariah Berdayakan UMKM di Samarinda Lewat Pembiayaan Tanpa Jaminan
“Saya meneruskan usaha ibu saya. Awalnya saya mendapatkan pinjaman Rp 5 juta dari BTPN Syariah tahun 2016 lalu,” kata Endang, mengawali perbincangan, Kamis 15 Juni 2023.
Usaha amplang bumbu cap ‘Usaha Untung‘ yang dijalankan Endang bersama suaminya, terus berkembang. Saat ini dia mempekerjakan 8 orang karyawan dari warga sekitar tempat tinggalnya.

“Pembuatan amplang 10 hari sekali, perlu sekitar 70 daging ikan pipih yang dikirim dari Muara Muntai (Kutai Kartanegara). Kalau lagi sulit dapat ikan pipih, gantinya ikan biji nangka,” ujar Endang.
Di rumahnya, Endang hanya memproduksi amplang. Pembeli terbesar berasal dari kota Balikpapan, selain dari Banjarmasin di Kalimantan Selatan, untuk kemudian dikemas menjadi ukuran bungkus lebih kecil.
“Saya hanya produksi saja. Nanti setelah amplang dibeli, dibungkus ulang dan dijual lagi dengan cap masing-masing,” terang Endang.

“Ukuran sekitar 1 bal (berat sekitar 30 kilo gram) harganya Rp 1,3 juta. Kalau dirata-rata bisa jual sekitar 50 bal tiap bulannya (sekitar Rp 65 juta per bulan),” Endang menambahkan.
Dari usaha amplang bersama suaminya itu, Endang bisa menghidupi 6 anaknya. Di antaranya untuk menyekolahkan anaknya hingga sarjana, dan juga ada yang menjadi anggota Polri.
Meski begitu, ada saja momen tidak nyaman Endang selama menjalankan usaha amplang. Seperti ditipu pembeli amplangnya hingga puluhan juta rupiah.

“Jadi pernah orang ambil (beli), tidak bayar. Utang sempat Rp 23 juta. Tapi sekarang bayar dicicil,” terang Endang.
Disiplin menabung dan membayar angsuran tiap dua pekan sekali hingga lunas, memuluskan jalan Endang untuk kembali mendapatkan bantuan pembiayaan dari BTPN Syariah.
“Saya ajukan (pembiayaan) lagi karena yakin dengan BTPN Syariah. Tidak ada jaminan (saat mendapatkan pinjaman pembiayaan modal usaha). Kuncinya disiplin,” ujar Endang.

“Menabung dan bayar angsuran itu tidak perlu ke kantor. Dalam pertemuan dua minggu sekali itu, kita wajib menabung dan bayar angsuran. Sampai dengan saat ini, Sentra Gang 1 punya 26 orang anggota,” jelas Endang.
Keberhasilan Endang itu membawa dia umrah ke tanah suci Mekkah belum lama ini. Dia masuk dalam 400 orang pelaku UKM se-Indonesia dari Aceh sampai Kupang di Nusa Tenggara Timur, yang sukses menjalankan UKM hingga akhirnya terpilih untuk diberangkatkan umrah oleh BTPN Syariah.
“Alhamdulillah bisa umrah ke tanah suci,” demikian Endang mengakhiri.
Penulis: Saud Rosadi | Editor: Saud Rosadi | ADV Diskominfo Samarinda
Tag: BTPN SyariahEkonomiKisah InspiratifSamarindaUMKMUsaha Mikro