Perdagangan Timah Melalui Bursa Berjangka Akan Meningkatkan Pembelian Lagsung

Timah Indonesia. (Foto Bangka Pos)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Direktur Utama Indonesia Commodity Derivative Exchange (ICDX), Nursalam menekankan pentingnya perdagangan timah melalui Bursa Berjangka, antara lain untuk meningkatkan pembelian langsung oleh konsumen dari negara pengekspor timah Indonesia, mengurangi risiko gagal serah dan gagal bayar, memaksimalkan devisa negara dari pendapatan ekspor komoditas timah, serta mendorong pendapatan negara melalui pajak ekspo rdan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Hal itu disampaikan Nursalam dalam acara Indonesia 2024 Critical Minerals Conference and Expo yang dikolaborasikan dengan ASEAN Tin Industry Conference2024 di Jakarta, Kamis lalu (13/6).

Menurut dia, ICDX menjadi Bursa Berjangka Indonesia sejak Juni 2009 dan menjadi Bursa Timah sejak 2013 melalui Keputusan Bappebti Nomor 08/Bappebti/KEP-PBK/08/2013. Tujuan dari pendirian ICDX adalah sebagai pusat perdagangan komoditas yang adil, terorganisir, transparan, dan modern.

“ICDX juga berkomitmen untuk menyediakan fasilitas dan infrastruktur dalam rangka optimalisasi layanan bursa bagi perdagangan berbagai komoditi strategis Indonesia, termasuk timah,” ungkap Nursalam.

Sementara Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita turut mendukung adanya forum internasional ini bagi penguatan tata kelola komoditas mineral, khususnya timah Indonesia. Bappebti sebagai regulator dalam perdagangan komoditas strategis Indonesia harus terus melakukan kolaborasi dengan berbagai unsur termasuk pelaku usaha baik dari dalam maupun luar negeri termasuk dengan negara-negara ASEAN.

“Peningkatan optimalisasi PBK dan SRG harus dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi antar Self-Regulatory Organization (SRO) dan pelaku usaha dalam negeri maupun internasional dengan para pemangku kepentingan di industri PBK,” ungkap Olvy.

Asean Tin Industry Conference 2024 merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan Shanghai Metals Market (SMM) berkolaborasi dengan ICDX. Forum menghadirkan narasumber dari pemerintahan dan lembaga bursa berjangka komoditi, Indonesia Clearing House, serta pemangku kepentingan di sektor komoditas mineral dalam dan luar negeri. Kegiatan juga dihadiri para pelaku usaha komoditas mineral antara lain dari India, Tiongkok, Thailand, dan Indonesia.

Di sela-sela kegiatan, turut diadakan pertemuan bilateral antara Sekeretaris Bappebti dengan Senior Vice President,Logan Lu dan Account ManagerOverseas Sales & MarketingSMM, Jenny Wu dalam rangka penguatan PBK Indonesia.

Perdagangan Timah

Perkembangan nilai transaksi perdagangan timah murni batangan orientasi ekspor periode Januari—April 2024 mengalami penurunan. Total nilai transaksi mencapai USD 201,48 jutaatausenilai Rp3,28 triliun,turun 54,30 persen dari periode yang sama di 2023.

Sedangkan, volume transaksi komoditas tercatat 6.920,89 metrik ton, turun 59,60 persen dibandingkan periode yang sama di 2023.

Nilai transaksi perdagangan timah murni batangan orientasi pasar domestik periode Januari—April 2024 mengalami peningkatan. Total nilai transaksi mencapai Rp1,48 miliar, naik 242,7 persen dari periode yang sama di 2023.

Total volume transaksi mencapai 3.788,00 metrik ton,naik 235,5 persen dari periode yang sama di 2023.Di sisi lain, implementasi SRG Timah mampu menghasilkan nilai penerbitan Resi Gudang Timah periode Januari—Mei 2024 sebesar Rp950,37 juta dengan nilai pembiayaan sebesar Rp657,91 juta.

“Hal ini juga menunjukkan bahwa pelaku usaha akan memperoleh manfaat dengan adanya instrumen SRG Timah, melalui skema tunda jual dan pembiayaan ketika harga timah mengalami penurunan,” pungkas Olvy.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: