PLN EPI Siapkan Gasifikasi Pembangkit Cluster Sulawesi-Maluku

Penandatanganan kerja sama pengembangan infrastruktur midstream LNG cluster Sulawesi-Maluku antara PLN dan Konsorsium AGP-SBS-KPMOG (Foto PLN (Persero)/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) membuktikan komitmennya mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) melalui program gasifikasi pembangkit pengembangan infrastruktur midstream Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Sulawesi-Maluku.

Sinergi dukungan tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) antara PLN EPI dengan Konsorsium PT AGP Indonesia Utama (AGPIU), PT Suasa Benua Sukses (SBS) dan PT KPM Oil & Gas (KPMOG) di Kantor Pusat PLN.

“Dukungan kerjasama ini melanjutkan komitmen sebelumnya telah dilakukan untuk wilayah Nias dan Nusa Tenggara,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Senin (01/04/2024).

Darmawan menjelaskan, salah satu upaya strategis menekan emisi karbon menuju NZE di sektor kelistrikan adalah mengurangi emisi karbon. Program gasifikasi pembangkit adalah langkah strategis dan sekaligus menekan biaya bahan bakar serta ketergantungan atas impor minyak mentah solar.

“PLN telah memiliki strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Dalam skema transisi energi ini nantinya 75% pembangkit listrik PLN akan bersumber dari energi terbaru dan 25% bersumber dari pembangkit gas. Untuk itu, peranan gas dinilai krusial dalam era transisi energi,” tuturnya.

Dengan kerja sama ini pula, PLN telah memperkuat kolaborasi strategis dengan para pihak penyedia infrastruktur gas untuk menjamin pasokan gas bagi pembangkit. Karena dengan pasokan energi primer yang kuat akan mampu menjamin pasokan listrik yang andal.

Direktur Legal & Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto menuturkan, penandatanganan kerja sama antara PLN EPI dan mitra konsorsium menjadi tahapan penting dalam pengembangan energi primer di Indonesia.

“Kita patut bergembira karena secara bertahap menemukan solusi pengembangan rantai pasok LNG. Seluruh pihak harus berkonsolidasi memetakan tahapan selanjutnya agar program ini dapat terlaksana dengan baik,” ujar Yusuf.

Senda dengan itu, Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, PLN EPI dibentuk untuk menjamin ketersediaan pasokan energi primer dengan menyederhanakan proses pengadaan dan logistik, menyediakan pasokan energi primer, dan membangun rantai pasokan yang kuat. Termasuk menawarkan energi primer ramah lingkungan untuk mendukung NZE dan strategi ARED yang telah dicanangkan oleh PLN group.

“PLN sangat komitmen terhadap pembangkit yang bersumber dari gas. Untuk itu, PLN EPI perlu mengakselerasi pengembangan infrastruktur midstream LNG untuk gasifikasi pembangkit di wilayah Sulawesi-Maluku,” bebernya.

Keberadaan jaringan gas pipa dan terminal LNG saat ini hampir seluruhnya berada di wilayah Indonesia bagian barat. Untuk mendukung rantai pasok gas, PLN EPI dan mitra terpilih akan melakukan pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia termasuk di Sulawesi dan Maluku.

Dijelaskan Iwan, konsorsium AGP-SBS-KPMOG telah ditetapkan sebagai mitra untuk pengembangan regasifikasi di 7 lokasi di wilayah Sulawesi dan Maluku dengan keseluruhan kapasitas 1.510 megawatt (MW).

Sementara itu, CEO AG&P LNG and Commissioner AGPIU, Karthik Sathyamoorthy mengapresiasi kolaborasi yang terjalin bersama PLN EPI. Karthik menegaskan, pihaknya berkomitmen kuat mendukung upaya pengembangan infrastruktur midstream LNG di Indonesia melalui kerja sama jangka panjang.

“Kami akan bekerja keras melaksanakan proyek sesuai tenggat waktu ditetapkan. Tahapan awal dari kerja sama jangka panjang untuk 20 tahun ke depan,” terangnya.

Karthik menambahkan, proyek pengembangan infrastruktur midstream LNG dengan skema kluster menarik perhatian pelaku industri LNG dunia, karena tingkat kompleksitas proyek terutama dari segi lokasi dan rantai pasok sebagai satu kesatuan yang menjadikan pengembangan LNG model kluster yang pertama di dunia.

Meski demikian, tantangan ini akan menjadi salah satu dorongan bagi konsorsium untuk berfokus menggarap proyek sekaligus mendukung upaya dekarbonisasi PLN Group.

“Kami percaya diri, solusi ini akan membuka potensi lain dalam pengembangan cluster Sulawesi-Maluku. Sekaligus, membantu PLN mencapai tahapan penting dekarbonisasi sektor pembangkit listrik,” pungkas Karthik. (ADVERTORIAL)

Tag: