Rapat Paripurna, DPRD Balikpapan Bahas Raperda Pendidikan Pancasila dan Penataan Pemukiman

Paripurna DPRD Kota Balikpapan, Senin 3 Februari 2025. (HO-DPRD Balikpapan)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan bukan hanya soal mempelajari dasar negara, tetapi juga tentang membangun karakter dan identitas bangsa.

Di tengah keragaman masyarakat Balikpapan yang semakin berkembang, pentingnya penguatan nilai-nilai kebangsaan ini semakin terasa.

Pada Senin 3 Februari 2025, DPRD bersama Pemkot Balikpapan menggelar rapat paripurna dengan agenda penyampaian nota penjelasan atas dua rancangan peraturan daerah (Raperda). Paripurna dipimpin Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri.

Salah satunya adalah Raperda tentang pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan, serta Raperda tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman.

Kedua Raperda ini bertujuan untuk menciptakan kota yang tidak hanya layak huni, tetapi juga memperkokoh identitas nasional melalui pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila.

Ketua Bappemperda DPRD Kota Balikpapan, Andi Arif Agung menegaskan pentingnya peraturan yang dapat mengatur tata ruang di kota ini, yang berfungsi sebagai gerbang Ibu Kota Negara (IKN).

Dengan populasi yang heterogen, Balikpapan memerlukan regulasi yang tidak hanya memikirkan aspek fisik, tetapi juga karakter masyarakatnya.

“Kami ingin peraturan ini tidak hanya memperhatikan aspek perumahan, tetapi juga menciptakan kota yang berlandaskan pada prinsip-prinsip kebangsaan,” ujar Andi Arif Agung.

Dia menerangkan, kemajuan teknologi memerlukan regulasi yang tepat untuk memperkuat wawasan kebangsaan, menuju tujuan nasional yang lebih besar.

Lebih lanjut, Andi Arif menekankan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berbasis karakter dan wawasan kebangsaan sangat diperlukan.

Pengajaran nilai-nilai kebangsaan sejak dini, baik di sekolah maupun dalam masyarakat, menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air.

Dengan tantangan zaman yang terus berkembang, Andi Arif juga mengingatkan bahwa pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan harus mampu beradaptasi.

Tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Balikpapan yang beragam. Di sinilah pentingnya sinergi antara pendidikan formal, non-formal, dan masyarakat untuk memastikan nilai-nilai Pancasila tetap hidup dan relevan.

“Mewujudkan regulasi yang mengintegrasikan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan di Balikpapan akan menjadi landasan bagi masa depan kota ini. Kita tidak hanya membangun fisik kota, tetapi juga memperkuat jati diri bangsa,” tegas Andi Arif.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi

Tag: