
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indeks harga yang dibayar petani (Ib) menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan dalam proses produksi hasil pertanian.
Sama halnya dengan It, sejak 2018 Ib juga terus mengalami peningkatan. Namun, peningkatan Ib cenderung lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan It, yang menyebabkan rasio NTP (Nilai Tukar Petania) terus meningkat setiap tahunnya. Rata-rata Ib meningkat 3,58 persen di tahun 2024 dibandingkan rata-rata Ib tahun sebelumnya.
Hal itu diungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST, MIDEC dalam laporan “Statistik Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Timur 2024” yang mulai dipublikasikan bulan April lalu.
“Rata-rata Ib tahun 2024 sebesar 119,79 yang berarti bahwa tingkat harga barang/jasa yang dikonsumsi masyarakat perdesaan (khususnya petani) dan harga barang/jasa yang digunakan untuk proses produksi pertanian pada 2024 mengalami kenaikan secara rata-rata 19,79 persen terhadap barang/jasa yang samapada tahun dasar 2018,” imbuhnya.
Menurut Yusniar, sepanjang tahun 2024, Ib berfluktuasi setiap bulan dengan kecenderungan meningkat. Pada bulan Januari, Ib sebesar 117,97 dan terus meningkat hingga mencapai titik tertingginya pada bulan April sebesar 120,94. Selanjutnya, Ib cenderung menurun dari April hingga September dan naik kembali hingga akhir tahun 2024.
Kenaikan Ib tertinggi terjadi pada April sebesar 1,38 persen, sedangkan penurunan Ib terdalam terjadi pada Juli dengan persentase sebesar 0,54 persen. Pada rentang Januari–April dan September–Desember, Ib mengalami kenaikan.
“Kenaikan ini dipengaruhi oleh suasana menjelang Hari Raya Idul Fitri (April) dan Natal (Desember) yang membuat harga-harga barang/jasa yang dikonsumsi masyarakat perdesaan (khususnya petani) dan harga barang/jasa yang digunakan untuk proses produksi pertanian mengalami kenaikan,” papar Yusniar.
Jika dilihat menurut subsektor, seluruh subsektor mengalami kenaikan Ib di tahun 2024. Subsektor tanaman hortikultura mengalami kenaikan rata-rata Ib tertinggi di antara subsektor lainnya dengan persentase sebesar 4,04 persen. Diikuti oleh subsektor perikanan dan peternakan yang mengalami kenaikan masing-masing sebesar 3,69 persen dan 3,60 persen dibandingkan tahun 2023.
Yusniar juga menyampaikan bahwa Ib subsektor tanaman perkebunan rakyat menjadi Ib tertinggi dibandingkan subsektor lainnya. Meskipun demikian, kenaikan rata-rata Ib subsektor tanaman perkebunan rakyat paling rendah, yaitu sebesar 3,41 persen. Rata-rata Ib subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat lebih lambat daripada rata-rata It.
“Oleh karena itu, NTP subsektor tanamanperkebunan rakyat pada tahun 2024 mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan subsektor lainnya,” pungkasnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: NTP Kaltim