Tahun 2060 Kebutuhan Energi Indonesia Ekuivalen 500 Juta Ton Minyak

Menteri ESDM, Arifin Tasrif saat Orasi Ilmiah pada acara Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) ke-58 di Auditorium Unnes, Kamis (8/6). (Foto Kementerian ESDM)

SEMARANG.NIAGA.ASIA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa kebutuhan energi Indonesia akan meningkat secara drastis jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk pada tahun 2060 nanti.

Pada tahun 2060, penduduk Indonesia diproyeksikan lebih dari 330 juta jiwa dengan kebutuhan energi mencapai mencapai lebih dari 500 juta ton minyak ekuivalen.

“Pada tahun 2020, berdasarkan sensus, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta jiwa, sedangkan kebutuhan energinya hanya sebesar 142 juta ton minyak ekuivalen,” ujar Arifin saat Orasi Ilmiah pada acara Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) ke-58 di Auditorium Unnes, Kamis (8/6).

Arifin mengatakan, terjadi kesenjangan (gap) yang semakin jauh selisihnya antara produksi dengan kebutuhan energi berupa minyak dan gas bumi (migas), sehingga apabila tidak ditemukan cadangan migas baru makan akan berimplikasi kepada subsidi yang semakin besar dan dapat menjadi beban yang sangat besar bagi keuangan negara.

“Kalau kita biarkan produksi minyak tidak ada tambahan sementara akan ada pertumbuhan demand, akan ada perbedaan sebesar 4 juta mbopd (antara produksi dengan kebutuhan), dan kalau ini dibebankan kepada beban subsidi, maka jumlah subsidinya akan tidak tertangguhkan,” jelasnya.

Meski demikian, Arifin menyebut bahwa pemerintah tengah berupaya untuk mengoptimalkan produksi migas dengan membuka lapangan-lapangan baru karena Indonesia masih memiliki sumber migas yang sangat potensial, kemudian dengan optimalisasi lapangan migas eksisting, dan juga dengan melakukan berbagai program efisiensi energi.

////////////////

Di samping itu, Indonesia juga memiliki potensi di luar sumber daya fossil, seperti energi baru terbarukan (EBT), yang jumlahnya mencapai lebih dari 3.500 GW. “Ini adalah anugerah dari Tuhan, dimana Indonesia terletak di Khatulistiwa dan beriklim tropis, dengan potensi tenaga surya mencapai 3.200 GW, hidro 95 GW, angin 155 GW, dan lainnya,” imbuh Arifin.

Dengan potensi EBT yang sangat besar, lanjutnya, itu merupakan tantangan bagaimana bisa memanfaatkannya, sehingga akan menjadi peluang jika mampu mengelola potensi EBT tersebut. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah infrastruktur jaringan energi.

“Infrastruktur energi, ini adalah program pemerintah 3-4 dekade ke depan untuk bisa menyelesaikan infrastruktur jaringan listrik yang menghubungkan beberapa pulau besar sehingga bisa saling terkoneksi dengan memanfaatkan sumber-sumber energi baru terbarukan yang tersebar di Indonesia,” tandasnya.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: