Triwulan III-2021 Produksi Batubara Kaltim 76,3 Juta Ton

aa
Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Pertambangan dan Penggalian Lapangan usaha pertambangan dan penggalian Kaltim pada triwulan III 2021 (Juli – September 2021) melanjutkan tren perbaikan yang didorong oleh masih kuatnya kinerja produksi, permintaan, dan harga batu bara.

Secara tahunan, pertumbuhan lapangan usaha pertambangan triwulan III 2021 tercatat sebesar 6,60% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,58% (yoy).

Dengan pangsa sebesar 46,82%, lapangan usaha pertambangan memberikan andil pertumbuhan sebesar 3,11% (yoy) terhadap ekonomi Kaltim triwulan III 2021. Perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan tersebut didorong oleh produksi batu bara Kaltim yang tumbuh menguat.

“Produksi batubara Kaltim pada triwulan III 2021 mencapai 76,3 juta ton atau tumbuh 21,27% (yoy), menguat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,26% (yoy) atau 73,8 juta ton,” uangkap Tutuk S.H Cahyono dalam Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Timur (Kaltim) yang merupakan hasil asesmen rutin yang dilakukan setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, yang dilansir hari ini, Jum’at (17/12/2021).

Sebagaimana diketahui, pada bulan April 2021 Kementerian ESDM melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 menambah kuota produksi batu bara nasional selama tahun 2021 sebanyak 75 juta ton, atau naik dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton.

Menurut Tutuk, kenaikan ini mendorong berbagai perusahaan batubara untuk meningkatkan intensitas pertambangan untuk mengejar peningkatan target produksi pasca disetujuinya perubahan RKAB 2021.

Produksi batu bara yang tumbuh meningkat tersebut terjadi di tengah sejumlah tantangan produksi yang mengemuka pada triwulan III 2021 yaitu kelangkaan pasokan alat berat/suku cadang/permesinan dan curah hujan yang relatif tinggi.

“Rerata curah hujan Kaltim pada triwulan III 2021 mencapai 209,0 mm/bulan, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pada triwulan II 2021 yang tercatat 153,3 mm/bulan,” katanya.

Dari sisi permintaan, meningkatnya produksi batubara Kaltim juga didorong oleh permintaan global yang sangat solid dan harga yang terus mencatat rekor di tengah melambatnya permintaan domestik.

Pada triwulan III 2021, permintaan batu bara dari negara tujuan utama juga mengalami perbaikan. Volume ekspor batubara ke Tiongkok sebagai tujuan ekspor batu bara terbesar Kaltim tumbuh 135,87% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,03% (yoy).

“Hal serupa juga terjadi pada total ekspor batubara ke Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang tumbuh 1,54% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi 14,76% (yoy),” katanya.

Dari sisi domestik, permintaan batu bara terindikasi tumbuh melambat sebagaimana tercermin dari konsumsi listrik nasional yang juga tumbuh melambat sejalan dengan pengetatan mobilitas/aktivitas di pusat keramaian dan perkantoran dalam rangka menekan gelombang kedua COVID-19.

“Konsumsi listrik nasional yang tumbuh melambat tentunya akan menahan permintaan batu bara mengingat porsi batu bara mencapai 63,52%2 dari total bauran energi untuk pembangkit listrik nasional,” ujar Tutuk.

Selain itu, peningkatan permintaan juga didorong harga batubara yang terus mencatat rekor yang tinggi. Pada triwulan III 2021, rata-rata harga batu bara internasional tercatat berada pada level 152.12 dolar AS per mt atau tumbuh 178,31% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 88,77% (yoy) atau berada di level 105.10 dolar AS per mt.

Sumber : Laporan Bank Indonesia Kaltim | Editor : Intoniswan

Tag: