Triwulan III-2021, Transaksi Uang Elektronik di Kaltim Rp766,89 Miliar

ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Transaksi sistem pembayaran nontunai ritel yang senantiasa mengalami peningkatan, tercermin dari jumlah akun uang elektronik  (UE) dan jumlah transaksi yang meningkat.

“Volume transaksi UE pada Triwulan III 2021 sebesar 7,27 juta transaksi atau tumbuh sebesar 75,57% (yoy). Dari sisi nominal transaksi UE juga mengalami peningkatan, tercatat sebesar Rp766,89 miliar atau tumbuh sebesar 85,18% (yoy),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Tutuk S.H Cahyono dalam Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Timur Triwulan III-2021 yang diterbitkan November 2021.

Peningkatan UE diprakirakan disebabkan oleh meningkatnya transaksi e-commerce Kaltim sebesar yang tercatat sebesar Rp1,20 triliun pada triwulan III 2021, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,12 triliun.

Menurut Tutuk, dalam rangka perluasan implementasi sistem pembayaran nontunai, Bank Indonesia melaksanakan edukasi/sosialisasi/kampanye elektronifikasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard secara masif dan berkelanjutan kepada berbagai lapisan masyarakat.

“Hal ini mendorong peningkatan jumlah merchant QRIS di Kaltim sehingga mampu menjadi yang tertinggi se-Kalimantan,”paparnya.

Pada 30 September 2021, jumlah merchant QRIS di Kalimantan tercatat sebanyak 541.290 merchant, dimana 35,1% disumbangkan oleh Kalimantan Timur. Urutan berikutnya dicatatkan oleh Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Utara, masing-masing sebesar 131.686 (24,3%), 111.814 (20,7%), 83.130 (15,4%), dan 24.581 (4,5%) (Grafik V.18).

Sedangkan aliran uang kartal di Kaltim pada triwulan III 2021 menujukkan posisi net outflow, namun pertumbuhan tahunannya melambat dari triwulan sebelumnya seiring dengan pengetatan kembali mobilitas sejalan dengan penanganan gelombang kedua COVID-19.

Secara nominal, nilai uang kartal yang diedarkan oleh Bank Indonesia (outflow) pada triwulan III 2021 sebesar Rp2,98 triliun atau tumbuh sebesar 16,29% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 23,19% (yoy).

“Dengan demikian, pada triwulan III 2021 transaksi kas tunai berada pada posisi net outflow sebesar Rp0,74 triliun, tercatat 2 kali lebih kecil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan outflow sebesar Rp1,67 triliun,” kata Tutuk.

Tutuk juga memastikan bahwa kinerja tahunan transaksi nontunai di Kaltim di Triwulan III-2021 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh menurunnya kinerja transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang secara volume mencakup 92% dari total volume transaksi nontunai.

Kinerja transaksi nontunai secara nominal mengalami kontraksi sebesar 33,27% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 31,89% (yoy).

“Penurunan kinerja juga dapat dilihat pada kinerja transaksi secara volume yang mengalami kontraksi sebesar 13,95% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,57%,” pungkasnya.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan

Tag: