Cerpen Karya: Efrinaldi

Merasa terpanggil dalam mempersiapkan generasi penerus, keluarga besarku mendirikan yayasan pendidikan anak usia dini yaitu taman kanak-kanak An-Nuha. TK ini dibangun di atas tanah keluarga. Ketua yayasan adalah keluarga yang pensiunan kepala sekolah. Sarana dan prasarana disiapkan dengan dana keluarga.
Direkrut guru yang mumpuni, beberapa diantaranya adalah sarjana psikologi. Kurikulum pendidikan mengikuti aturan dari pemerintah.
Ada kekhasan yang hendak dicapai yaitu pendidikan agama yang metode pengajarannya disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak usia dini. Bukan berarti hendak mencetak ulama. Pendidikan agama lebih untuk melengkapi diri untuk menjalani kehidupan di kemudian hari agar berada di jalan yang lurus. Kalau jadi ilmuwan, jadilah ilmuwan yang hebat, berdedikasi untuk kemajuan ilmu. Kalau jadi profesional jadilah profesional yang kompeten dan berintegritas. Kalau jadi pengusaha jadilah pengusaha yang jujur dan pandai berbisnis. Kalau jadi ulama, jadilah ulama yang berilmu mendalam dan berkharisma membawa umat ke jalan yang diridhai-Nya.
Anak- anak dididik memiliki kepercayaan diri tinggi, bercita-cita tinggi dan gandrung pada kemajuan.
Itulah mimpi yang hendak diwujudkan.
*
“Besok ada wisuda anak TK,” kata kakakku per WA.
“ Insya Allah, saya datang,” balasku.
Aku memang suka acara semacam ini Rasa bahagia peserta acara semacam ini menular padaku kalau aku mengikuti acara.
Aku duduk di kursi orang tua murid. Nyaman rasanya demikian. Biasanya aku duduk di kursi VIP.
Anak-anak berpakaian nuansa Islam berwarna hitam. Terlihat elegan dan indah.
Acara dimulai dengan sambutan- sambutan. Setelahnya ada penampilan menyanyi bersama Ada penampilan operet.
Diumumkan murid yang hafidz Quran juz 30.
Puncaknya mereka dikalungi medali tanda kelulusan.
Kita memang harus berbuat dengan konsisten. Kita juga butuh sesuatu yang bersifat seremonial untuk mengukuhkan suatu pencapaian.
*
Usai sudah acara wisuda TK. Kulihat di depan gedung wisuda seorang ibu menatap putranya yang masih berpakaian wisuda. Matanya nanar memandang anaknya. Tersemburat rasa bangga dan harapan yang besar pada anaknya.
“Anakku! Jadilah orang yang shaleh dan berhasil dalam hidupmu, di dunia dan akhirat!” tutus Sang Ibu sambil berurai air mata.
Sang Anak berdiri tegab. Sikap sempurna!
“Insya Allah, Ibu! Aku bertekad mewujudkan mimpi Ibu!” kata anak dengan suara mantap.
Sementara panitia wisuda mulai berbenah-benah, membereskan perlengkapan acara.
Tidak lama kemudian, gedung tempat wisuda kembali hening, ditinggalkan orang-orang yang kembali ke kehidupan nyata, berjuang untuk kebaikan dirinya dan sebagian lagi juga untuk kebaikan masyarakat luas.
Tag: Cerpen