6 ABK Vietnam Positif Corona Dirawat di Samarinda Mulai Membaik

Gambaran seorang petugas medis merawat pasien COVID-19 di Sofia, Bulgaria, 15 Oktober 2021. Di Samarinda, 6 ABK Vietnam kondisinya dilaporkan membaik dalam perawatan RSUD AW Sjahranie.  (REUTERS/Stoyan Nenov)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Enam anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Vietnam yang dirawat di ruang isolasi RSUD AW Sjahranie kondisinya membaik. Tidak ada pasien tambahan yang dilarikan ke rumah sakit dari 16 ABK yang masih ada di atas kapal Motor Vessel (MV) VTO.

Sebelumnya 6 ABK yang kesemuanya laki-laki dilarikan ke rumah sakit lantaran bergejala sesak nafas, dengan hasil pengukuran saturasi oksigen di bawah 90 persen.

Alhamdulillah tidak ada tambahan (ABK yang dirawat di RSUD AW Sjachranie). Masih 6 ABK,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Samarinda Solihin, dikonfirmasi Niaga Asia, Senin (13/12) sore.

Solihin menerangkan, informasi dia peroleh dari rumah sakit, kondisi keenam ABK yang berada dalam perawatan kondisinya relatif stabil.

“Stabil itu artinya saturasi oksigen di atas 95 persen. Memang sih dengan bantuan oksigen, bukan alami. Tapi informasi sementara seperti itu. Aman,” ujar Solihin.

Lagi, ABK Vietnam Positif COVID-19 Dilarikan ke RS Samarinda

Solihin merinci, sejauh ini, kondisi 16 ABK di atas kapal, di mana dua di antaranya negatif COVID-19 juga relatif baik.

“Sampai dengan sekarang belum ada info dari mereka (keagenan kapal). Biasa kalau ada apa-apa, mereka segera lapor. Saya asumsikan belum ada laporan, berarti tidak ada keluhan,” terang Solihin.

“Di sana juga ada alat pengukur suhu tubuh, pengukur saturasi oksigen. Kami juga kirimkan obat-obatan dan vitamin. Termasuk bagi yang sakit kami berikan antiviral. Mudah-mudahan aman,” demikian Solihin.

ABK Vietnam yang dinyatakan positif dari hasil pengujian Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilakukan tim KKP Kelas II Samarinda diapresiasi warga sebagai upaya pencegahan yang sangat baik lewat jalur perairan.

“Bagus, syukurlah bisa terdeteksi cepat (lewat uji PCR). Meskipun wilayahnya jauh di Muara Berau sana, kalau tidak terdeteksi kan bahaya. Mereka bisa keluyuran kemana saja, termasuk ke Samarinda dan potensi menularkan ke orang lain,” kata warga Jalan Ir H Juanda Samarinda, Andri (40), ditemui Niaga Asia.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: