
NUNUKAN.NIAGA.ASIA -Pemerintah Kabupaten Nunukan menganggarkan hampir Rp 1 miliar untuk membangun 25 titik sumur bor pada tahun 2024 guna mengatasi kemarau panjang dan dampak El Nino 2023 yang masih dirasakan hingga KINI.
“Curah hujan sejak September 2023 hingga awal 2024 MASIH sangat rendah. Kalaupun ada hujan hanya di titik – titik tertentu dengan durasi singkat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Arif Budiman pada Niaga.Asai, Minggu (07/01/2024).
Akibat rendahnya curah hujan, dua embung yang dikelola Perumda Tirta Taka Nunukan yakni, embung Sei Bilal dan Sei Bolong tidak punya air yang cukup untuk diolah jadi air bersih, sehingga Perumdam ke pelanggan harus diatur bergilir 6 hari mati dan 2 hari mengalir.
Rencana pembangunan 25 titik sumur telah dibahas bersama oleh instansi teknis dengan estimasi biaya tiap paket titik sumur sekitar Rp 35 juta lebih meliputi, pengadaan mesin pompa air, pengadaan tong air atau profil air dan galian sumur.
“Lokasi pembangunan sumur bor di tiap kantor kelurahan dan titik-titik tertentu pemukiman masyarakat yang sulit air bersih,” ucap Arif.
Pembangunan sumur bor bukanlah hal baru di Nunukan sebab, pada tahun 2023 terdapat 7 titik sumur bor yang dibangun atas bantuan anggaran CSR perusahaan ditambah dana kelurahan dan Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Rakyat (DPUPR) Nunukan.
Arif berharap masyarakat menyiapkan penampungan air di tiap rumah guna menyimpan air sebanyak mungkin ketika hujan turun dan air PDAM mengalir. Cara ini akan sedikit membantu mengatasi kesulitan air.
“Tahun lalu embung Sei Bolong kosong, tapi embung Sei Bilal masih banyak air, jadi masih bisa bagi-bagi air ke masyarakat, tahun ini kedua embung kosong airnya,” bebernya.
Keringnya embung terjadi pula di Pulau Sebatik, embung Lapri yang mengaliri air bersih ke pelanggaran mengalami penurunan produksi air, bahkan produksi sempat dihentikan lantran bahan baru air habis.
Meski air bersih PDAM terhenti, masyarakat masih bisa mendapatkan air dengan membeli air yang diambil dari sumur bor, namun harga jual air bersih dimusim kemarau pastinya meningkat dan pembelian antri.
“Musim kemarau begini pintar-pintarlah menghemat air, jangan terlalu boros pemakaian dan siapkan penampung air,” ucapnya.
Selain membangun 25 titik sumur bor, Pemerintah Nunukan telah merencanakan pembangunan embung baru di Sei Limau, Kecamatan Nunukan Selatan, embung ini memiliki daya tampung air lebih besar.
Embung Sei Limau diperuntukan untuk mengcover pelanggaran air bersih di Kecamatan Nunukan Selatan, sehingga suplai air tidak lagi diambil dari embung Sei Bolong di Kecamatan Nunukan.
“Perkiraan kita tambahan embung Sei Limau bisa mengatasi kemarau panjang di Nunukan,” terangnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Air Bersih