Inflasi Tahunan Tinggi di Balikpapan karena Ketergantungan Pasokan Pangan dari Luar Daerah

Sembilan bahan pangan yang dipasok dari luar daerah Kaltim  untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga saat ini adalah beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, cabai keriting, bawang putih, telur ayam, tepung terigu, cabai rawit. (Foto : Niaga.asia/Heri)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Kota Balikpapan pada bulan Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (mtm). Capain tersebut lebih rendah dibandingkan bulan Januari 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm).

Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,22 persen (yoy). Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur 3,28 persen (yoy), namun  lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 2,75 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kota Balikpapan, Robi Ariadi mengatakan, tingkat inflasi tahunan yang masih cukup tinggi tersebut disebabkan oleh supply bahan pangan yang mayoritas didatangkan dari luar Balikpapan.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, karena volatilitas harga pangan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di luar Balikpapan.

“Untuk itu upaya menciptakan kemandirian pangan menjadi agenda prioritas yang perlu disinergikan dengan semua pemangku kepentingan,” kata Robi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3).

Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Februari 2024 antara lain beras, angkutan udara, ikan layang, udang basah, dan sawi hijau.

Menurut Robi, Kenaikan harga beras disebabkan oleh bergesernya masa panen serta adanya kejadian banjir yang melanda daerah pemasok.

Kemudian, inflasi angkutan udara didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara oleh beberapa maskapai khususnya low-cost carrier sejalan dengan kenaikan permintaan ditengah mobilitas masyarakat yang meningkat.

“Sementara kenaikan harga ikan layang berkaitan dengan hasil ikan tangkap yang menurun. Adapun kenaikan sawi hijau disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga menurunkan produksi,” ujarnya.

Di sisi lain, laju inflasi di Kota Balikpapan tersebut tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, tomat, bawang merah, bayam, dan minyak goreng.

Dilanjutkan, seiring dengan hadirnya Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2022 oleh BPS, terdapat penambahan kota sample inflasi baru di wilayah kerja KPw BI Balikpapan, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang mulai rilis per Januari 2024.

Kondisi inflasi terkini menunjukkan perbaikan secara bulanan. IHK Kabupaten PPU pada bulan Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm). Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan bulan Januari yang sebesar 0,77 persen (mtm).

“Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kabupaten PPU tercatat sebesar 3,71 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 2,75 persen (yoy) dan inflasi gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur 3,28 persen (yoy),” tuturnya.

Ke depan, yang harus terus diwaspadai antara lain masih tingginya harga beberapa komoditas pangan, utama khususnya beras dan cabai merah di tengah pasokan yang belum stabil.

Potensi peningkatan demand untuk berbagai komoditas pangan dan jasa di Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU juga patut dikawal ketat menjelang Ramadhan dan Idulfitri 2024.

Potensi lainnya yang perlu dicermati adalah berlanjutnya peningkatan tarif angkutan udara khususnya low-cost carrier menjelang bulan puasa.

“Selain itu, peningkatan curah hujan dan potensi bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai karena dapat menjadi pemicu penurunan produksi pangan termasuk risiko bencana banjir di beberapa wilayah,” Pungkasnya.

Berdasarkan catatan Niaga.Asia, masyarakat Kaltim susah keluar dari gejolak harga pangan sebab, dari 10 bahan pangan, hanya satu, yaitu daging ayam ras bisa dipenuhi sendiri dari pasokan di daerah, sedangkan sembilan bahan pangan lainnya, sangat tergantung dari pasokan dari luar daerah.

Laporan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, 9 bahan pangan yang dipasok dari luar untuk memenuhi kebutuhan Kaltim itu hingga saat ini, adalah beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, cbai keriting, bawang putih, telur ayam, tepung terigu, cabai rawit.

Penulis: Heri | Editor: Intoniswan

Tag: