Wabup Hermanus: Akhir Tahun 2024 Angka Stunting di Nunukan Dikisaran 11 Persen

Wabup Nunukan Hermanus (Foto: Prokompim Nunukan/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Persoalan stunting masih jadi masalah serius di Indonesia. Berbagai program telah dijalankan, salah satunya meminta tiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi bapak asuh bagi anak stunting.

Meskipun angka stunting di Nunukan turun di kisaran 11 persen tahun 2024 dari sebelumnya tahun 2023 sebesar 15,8 persen. Pemerintah daerah masih terus melakukan evaluasi perbaikan penanganan stunting dengan melibatkan banyak pihak.

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Nunukan, Kalimantan Utara, Hermanus ketika membuka kegiatan  intervensi evaluasi Percepatan Penurunan Stunting (PPS) tahun 2025 yang diselenggarakan Kecamatan Nunukan Selatan, Selasa (08/07/2025)

Penurunan angka stunting juga terjadi di tingkat Provinsi Kalimantan Utara, dimana pada tahun 2021 berada di angka 27.5 persen, sedangkan tahun 2022 turun menjadi 22.1 persen dan tahun 2023 kembali turun di angka 17,4 persen

“Banyak faktor pemicu terjadinya stunting mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, termasuk dari kepedulian para orang tua dan masyarakat,” ucap Hermanus.

Percepatan penurunan angka stunting di Nunukan melibatkan banyak pihak mulai dari ibu-ibu PKK, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas pendidikan, tokoh masyarakat, pengusaha dan lembaga lainnya yang peduli terhadap anak-anak.

Tidak hanya itu, Pemerintah Nunukan meminta tiap kecamatan membentuk tim percepatan penurunan stunting guna melaksanakan intervensi dan evaluasi yang hasilnya disajikan dalam bentuk data dan fakta secara riil.

“Intervensi di lapangan sangat penting untuk mendapatkan gambaran apakah upaya yang sudah dilakukan memberikan hasil maksimal. jika ada penurunan berapa angkanya, dan jika naik apa penyebabnya,” terangnya

Hermanus menerangkan, penyebab tingginya angka stunting tiap – tiap daerah bisa berbeda – beda. jika langkah-langkah yang dilakukan selama dinilai kurang efektif, maka jangan pernah ragu untuk mencari strategi-strategi lain.

“Dari evaluasi ini, saya juga berharap kita bisa memetakan secara lebih detail, sebetulnya apa faktor penyebab stunting paling dominan Kecamatan Nunukan Selatan,” ucapnya.

persoalan stunting tidak boleh dipandang sebelah mata., karena terus dibiarkan, stunting sangat mengancam kualitas dari generasi muda. Anak-anak stunting berpotensi mengalami penurunan kecerdasan, gangguan mental.

Anak-anak yang tumbuh besar dalam kondisi stunting ketika dewasanya akan sangat beresiko terkena penyakit-penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, jantung dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, Hermanus mengajak kepada semua pihak menjadi bagian dari tim percepatan penurunan stunting. Lakukan apa yang bisa dikerjakan sesuai posisi masing-masing dalam membantu penurunan stunting.

“Ibu hamil dan para remaja yang akan menikah harus diberikan bantuan makan bergizi agar anak dalam kandungan selalu sehat. Mari kita kerjakan program ini secara keroyokan,” tutupnya.

Sumber : Prokompim Nunukan | Editor : Budi Anshori | Advertorial

Tag: