Inovasi Posyandu di Kaltim Jadi Inspirasi PKK Tojo Una-una Tangani Stunting

 

Rombongan TP PKK Tojo Una-una ke Kantor TP PKK Kaltim jalan Muhammad Yamin, Kota Samarinda. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – TP PKK Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, menjadikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai rujukan untuk memperkuat strategi penanganan stunting secara terpadu dan berkelanjutan di daerah mereka.

Langkah ini diwujudkan melalui kunjungan studi banding ke Sekretariat TP PKK Kaltim di Samarinda pada Senin (7/7), yang dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Tojo Una-una, Hajar Lawidu, bersama jajaran pengurus dan perwakilan instansi teknis terkait.

Dalam pertemuan itu, rombongan disambut hangat oleh Ketua Pokja I TP PKK Kaltim Sri Wahyuni, Wakil Ketua Fitri Eka Dinanti, serta Ketua Bidang I Pembinaan Karakter Keluarga Titing Qomariyati.

Salah satu perhatian utama dalam kunjungan studi banding ke TP PKK Provinsi Kaltim, yaitu terkait bagaimana Posyandu itu bisa kembali menjadi pusat layanan kesehatan dan edukasi yang diminati masyarakat, sekaligus berfungsi sebagai sumber data akurat untuk menangani stunting secara menyeluruh.

Dalam sesi diskusi, Anggota Pokja IV TP PKK Kabupaten Tojo Una-una, Nining Djama secara terbuka menyampaikan harapannya dapat mengadopsi praktik baik dari Provinsi Kaltim.

“Kami ingin mengetahui apakah ada kiat-kiat atau program baru yang dilakukan TP PKK Kaltim dalam menurunkan angka stunting. Mungkin dari model Posyandunya ada yang berbeda, atau pendekatan lainnya yang bisa kami terapkan di Tojo Una-una,” ujar Nining.

Rombongan TP PKK Tojo Una-una ke Kantor TP PKK Kaltim jalan Muhammad Yamin, Kota Samarinda. (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

Menanggapi hal tersebut, Ketua Pokja I TP PKK Kaltim Sri Wahyuni menegaskan bahwa untuk menurunkan stunting tidak bisa hanya dengan program seremonial. Menurutnya, banyak Posyandu di daerah berada di lokasi sempit dan fasilitas seadanya, sehingga tidak menarik bagi warga untuk datang.

“Kadang Posyandunya di pojok rumah RT, tempatnya itu sempit, kadang cuma teras. Ayunannya sudah usang. Dapatnya cuma bubur kacang hijau satu mangkok. Gimana orang mau datang?” katanya.

Sri menyebut bahwa pimpinan PKK Kaltim saat ini, Sarifah Suraidah Harum, mendorong evaluasi total terhadap kondisi Posyandu di seluruh daerah di Kaltim, mulai dari lokasi, fasilitas, hingga semangat para kadernya.

“Evaluasi menunjukkan partisipasi rendah karena tempat tidak menarik dan layanan seadanya. Sehingga anak-anak lebih suka ke dokter karena dapat mainan. Maka Posyandu perlu dibenahi. Kami bahkan mendata ulang seluruh Posyandu di kabupaten/kota untuk perbaikan,” tegasnya.

Sementara itu, Kabid I Pembinaan Karakter Keluarga TP PKK Kaltim, Titing Qomariyati, menyoroti pentingnya data stunting yang akurat. Ia mengatakan banyak warga yang lebih memilih ke dokter ketimbang Posyandu, namun data kesehatannya tidak tercatat oleh PKK.

“Kita ingin semua anak, meskipun dibawa ke dokter pribadi, tetap masuk data Posyandu. Kalau tidak, data itu jadi bias. Bisa saja data menunjukkan stunting tinggi karena hanya mengacu pada keluarga yang datang ke Posyandu saja,” jelas Titing.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi antar Pokja, khususnya antara Pokja III dan IV, menjadi kunci dalam penanganan stunting lewat peningkatan ketahanan pangan keluarga.

“Kami kolaborasi dengan Pokja III untuk sosialisasi pangan bergizi dari pekarangan. Bahkan pekarangan 1,5 meter pun sebenarnya bisa ditanami sayur. Ini penting karena kita masih temui warga yang makan nasi dan mie instan tanpa protein atau sayur-mayur karena keterbatasan pengetahuan mereka,” paparnya.

Wakil Ketua Pokja I TP PKK Kaltim, Fitri Eka Dinanti, menambahkan bahwa memperbaiki citra dan fungsi Posyandu bisa dilakukan dengan pendekatan yang sederhana tapi efektif, seperti:
1. Membuat Posyandu lebih menarik, bersih, nyaman, dan menyenangkan untuk ibu dan anak.
2. Mendorong kader aktif dengan memastikan dasawisma benar-benar mendata setiap keluarga.
3. Edukasi gizi sederhana melalui selebaran, pojok PKK, atau tayangan video di Posyandu.
4. Doorprize atau reward sebagai daya tarik warga untuk datang ke Posyandu.

“PKK ini punya kekuatan yang luar biasa jika dasawisma digerakkan. Pendataan akan rapi, dan program bisa menjangkau warga secara tepat sasaran,” terangnya.

Menanggapi berbagai pemaparan tersebut, Ketua TP PKK Kabupaten Tojo Una-una, Hajar Lawidu, menyampaikan apresiasi dan tekad untuk membawa semangat dan strategi itu pulang ke daerahnya.

“Kami mendapat banyak pelajaran berharga. Soal stunting ini sangat krusial. Nanti kami akan dorong agar Posyandu di Tojo Una-una lebih diminati, fasilitas diperbaiki, dan edukasi masyarakat ditingkatkan,” tutur Hajar.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara PKK dan OPD teknis, serta membuka ruang kolaborasi dengan lembaga lainnya.

“Kami ingin ke depan kerja sama lintas sektor bisa memperkuat efektivitas program, dan masyarakat bisa benar-benar merasakan manfaatnya,” pungkasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: