
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 16 kota Samarinda menjadi satu dari tiga sekolah yang terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan sekolah rakyat rintisan di kota Samarinda.
Sebagai lokasi sekolah rintisan, meskipun bergabung dengan sekolah umum yakni SMAN 16 Samarinda, namun untuk fasilitas, sarana dan prasarana hingga gedung penunjang kegiatan belajar mengajar dan asrama disediakan terpisah dengan bangunan khusus untuk sekolah rakyat rintisan.
Untuk gedung sekolah rakyat rintisan ini masih satu lokasi dengan area SMAN 16 Samarinda. Gedung setinggi dua lantai ini berada tepat di sebelah gedung utama SMAN 16.
Kepala SMAN 16 Samarinda Abdul Rozak Fahrudin menerangkan, sebagai tuan rumah penyelenggaraan sekolah rakyat rintisan, SMAN 16 Samarinda mendukung penuh kegiatan operasional sekolah rakyat rintisan di tempatnya selama 1 tahun ke depan.
“Meskipun sifatnya hanya sementara, kita menyambut baik keberadaan sekolah rintisan ini di SMAN 16 Samarinda,” kata Rozak, ditemui di kantornya Jalan Perjuangan, Jumat (11/7).
Lahan sekolah seluas 7,8 hektare ini memiliki berbagai macam fasilitas mempuni. Di sekolah rintisan yang ada di sini akan membuka tiga kelas dengan jenjang yakni SD dan SMA, masing-masing jenjang SD 2 kelas dan SMA 1 kelas.
“Dari sisi asrama siap, baru direnovasi kemarin. Laboratorium kita juga tidak ada masalah,” ujar Rozak.
Rozak menjelaskan untuk sekolah rakyat rintisan yang berlokasi di kawasan SMAN 16 Samarinda ini memiliki gedung dan asrama tersendiri yang sudah jadi, dan siap untuk langsung dipergunakan. Untuk kapasitas kamar yang tersedia di asrama SMAN 16 ini dapat diisi maksimal 240 orang siswa.

Di mana, apabila setiap kamar diisi tiga siswa, maka asrama ini mampu menampung 180 orang. Lalu, apabila diisi empat orang, maka kapasitasnya bisa mencapai 240 orang siswa.
“Informasi yang saya dapat rintisan sekolah rakyat ini hanya dibuka tiga kelas dan masing-masing kelas 25 orang, jadi hanya 75 orang. Masih sangat longgar untuk ketersediaan kamar,” jelas Rozak.
Berdasarkan pantauan wartawati niaga.asia, untuk kamar yang ada di gedung asrama itu terlihat masih kosong, belum tersedia perabotan lainnya, seperti kasur, lemari dan lainnya.
Selain kamar tidur, gedung asrama ini juga memiliki dua ruangan yang cukup luas. Ruangan ini nantinya akan digunakan sebagai ruang kelas kegiatan belajar mengajar siswa.
Fasilitas pendukung lainnya untuk menunjang kompetensi dasar siswa ke depannya, juga tersedia Laboratorium Komputer, Laboratorium IPA dan Lapangan Olahraga.
Kesemua fasilitas itu tersedia di gedung SMAN 16. Namun untuk siswa sekolah rakyat, juga diperkenankan jika ingin menggunakan fasilitas tersebut.
“Untuk laboratorium karena digunakan juga dengan SMAN 16. Maka nanti ke depannya mungkin mekanismenya kerja sama dan terjadwal. Untuk sekolah rakyat ini menggunakannya di hari apa, dan jam berapa?” terang Rozak.
Demikian juga ketersediaan listrik di gedung sekolah rakyat rintisan ini tidak terkendala. Asrama sekolah rintisan ini memiliki meteran listrik tersendiri dengan kapasitas 33.000 Watt, dan listrik di gedung ini terpisah dari listrik yang sekolah yang total daya mencapai 150.000 watt.

“Ke depannya ini juga bisa menjadi ikon, karena dalam satu tempat ada dua sekolah. Sebelah sekolah rakyat dan sebelahnya SMAN 16, yang nantinya akan menjadi sekolah unggulan,” jelas Rozak.
Menurut Rozak, asrama ini juga memadai jika kepala sekolah, wali asuh dan tenaga pengajar ingin tinggal di asrama ini untuk sementara waktu.
“Ibu asuh wajib tinggal di dalam asrama nanti. Jadi dia harus tinggal di dalam selama 24 jam, atau bisa juga pulang pergi, tapi dibagi shift-nya. Artinya harus ada yang jaga di sekolah itu, tidak bisa dilepas begitu saja,” terang Rozak.
Terkait rekrutmen atau penjaringan tenaga pengajar, wali asuh, kepala sekolah dan lainnya, semua murni berasal dari pemerintah pusat.
“Kita juga tentunya siap bantu. Kalau suatu saat gurunya kurang, kita bisa bekerja sama, karena sama-sama tempat menempa pendidikan,” ungkap Rozak.
Rozak kembali menegaskan, prinsipnya SMAN 16 Samarinda terbuka, dan menyambut sekolah mereka menjadi bagian dari sekolah rakyat rintisan. Termasuk dengan memberikan bantuan yang mungkin diperlukan selama satu tahun ke depan.
“Siapa tahu guru SMAN 16 bisa bantu di sana (sekolah rakyatl atau guru di sana juga bisa bantu di kita. Siapa tahu butuh bantuan, bisa dikomunikasikan saja,” demikian Rozak Fahrudin.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: KaltimPendidikanSamarindasekolah rakyat