Bangun TPS3R, Derawan Menuju Destinasi Wisata Lestari dan Berkelanjutan

Peletakan batu pertama pembangunan TPS3R di Dewaran ditandai dengan acara adat suku Bajau dan  oleh Wakil Bupati Berau, Gamalis, masyarakat Kampung Pulau Derawan, dan WWF-Indonesia. (Foto WWF-Indonesia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pulau Derawan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur telah melalui perjalanan panjang dalam mewujudkan menjadi destinasi wisata yang mendunia dan lestari. Namun, laju roda kunjungan wisata ke Pulau Derawan menjadi tantangan besar dan turut menjadi pemicu persoalan pengelolaan sampah. Terlebih lagi, Pulau Derawan berada di dalam Kawasan Konservasi Perairan yang memiliki ekosistem laut yang beragam dan dilindungi.

Sejalan dengan target nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% pada 2029, serta mendukung Gerakan Wisata Bersih dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Pulau Derawan berkomitmen untuk turut berkontribusi dengan mengambil langkah nyata melalui dokumen rencana induk pengelolaan sampah dan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).

Inisiasi ini merupakan hasil analisa yang tertuang pada rencana induk yang disusun oleh WWF-Indonesia bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Berau, dimana tercatat 80 bangunan non-rumah tangga—termasuk hotel dan rumah makan—beroperasi melayani wisatawan dan warga di tahun 2023.

Namun, keberadaannya tidak luput dari timbulan sampah yang rata-rata mencapai 11,16 ton per hari, dan semuanya diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara di Tanjung Batu. Angka ini tergolong sangat tinggi untuk pulau kecil yang berukuran hanya 44,6 hektar.

Pembangunan TPS3R ini ditandai dengan acara adat suku Bajau dan peletakan batu pertama oleh Pemerintah Kabupaten Berau, masyarakat Kampung Pulau Derawan, dan WWF-Indonesia.

Dengan adanya fasilitas ini diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan, serta mendukung pariwisata berkelanjutan. Inisiatif ini pun diharapkan dapat menjadi contoh dan pusat edukasi bagi pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia sebagai destinasi wisata yang bertanggung jawab.

“Pembangunan TPS3R ini merupakan bentuk komitmen kami bersama untuk menjaga Derawan tetap bersih, indah, dan lestari. Kami ingin menunjukkan bahwa pariwisata dan kelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan,” ujar Indra Mahardika, Kepala Kampung Pulau Derawan, Rabu (10/9/2025).

Aneka peralatan yang diperlukan di  Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Pulau Derawan. (Foto WWF-Indonesia)

Gamalis, Wakil Bupati Berau juga turut menyampaikan, peluang dan tantangan wisata Berau perlu diperhatikan, terutama bukan hanya dari infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya. Tetapi, arah kajian lingkungan hidup juga penting, terutama dalam mendukung kenyamanan wisatawan dalam hal kebersihan.

“Adanya pengolahan sampah yang representatif seperti TPS3R ini harapannya menjadi berkelanjutan. Jadi bukan hanya di Pulau Derawan saja, tetapi juga menjadi pioner untuk diwujudkan di destinasi wisata lainnya yang ada di Kabupaten Berau, sekaligus memaksimalkan sampah yang ada untuk didaur ulang sehingga dapat bernilai ekonomi bagi masyarakat,” katanya.

TPS3R ini diberi nama RUPIAH (Rumah Pilah Sampah Derawan). Di lahan seluas 20 x 20 meter dengan bangunan inti berukuran 15 x 10 meter, RUPIAH memiliki beberapa fasilitas utama, antara lain area pemilahan sampah organik dan anorganik, ruang pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang, tempat pengolahan kompos, serta area penyimpanan sementara sebelum pengangkutan atau pemanfaatan kembali.

Selain infrastruktur, keberadaan TPS3R juga menekankan partisipasi aktif masyarakat setempat melalui pelatihan dan pengelolaan bersama, salah satunya dengan keterlibatan operator kebersihan dan para pemimpin lokal (local champion).

Foto WWF-Indonesia

WWF-Indonesia dalam rilisnya yang diterima Niaga.Asia, Rabu (10/9/2025) malam menyatakan, turut mendukung operasional TPS3R dengan menyerahkan alat penunjang operasional seperti triseda, alat pelindung diri, mesin press sampah, eco bin dan karung pemilah.

Papan informasi tentang jenis sampah plastik, bahaya sampah plastik, dan alur pemilahan di TPS3R juga telah ditempatkan di lima lokasi strategis, yaitu di Pantai Kiani, dermaga, tempat wisata Kuburan Kuda, kantor kepala kampung, dan termasuk di lokasi TPS3R nantinya.

Dengan adanya papan informasi ini bertujuan agar masyarakat dan wisatawan lebih mudah berkontribusi dalam pemilahan sampah di Pulau Derawan.

Candhika Yusuf, selaku Marine Biodiversity Conservation Lead, WWF-Indonesia mengungkapkan, melalui inisiatif TPS3R RUPIAH, diharapkan Pulau Derawan dapat menjadi contoh bagi pulau-pulau kecil lainnya di Indonesia, khususnya yang berada dalam kawasan konservasi.

“Upaya pengelolaan sampah yang dilakukan tidak hanya menjaga kualitas lingkungan dan keindahan pulau, tetapi juga berkontribusi langsung pada kelestarian ekosistem laut sebagai habitat bagi spesies kunci, termasuk yang bernilai konservasi tinggi maupun ikan-ikan bernilai ekonomis yang menjadi sumber penghidupan masyarakat,” terangnya.

Wakil Bupati Berau, Gamalis. (Foto WWF-Indonesia)

Melalui inisiatif ini, pengelolaan sampah tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi berkembang menjadi budaya bersama masyarakat Derawan. Sehingga kedepannya,  RUPIAH diharapkan menjadi contoh model pengelolaan sampah di pulau-pulau kecil Indonesia sebagai destinasi wisata yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Yayasan WWF Indonesia

Yayasan WWF Indonesia adalah organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan lebih dari 100.000 suporter.

Misi Yayasan WWF Indonesia adalah untuk menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan di mana manusia hidup selaras dengan alam, melalui pelestarian keanekaragam hayati dunia, pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang berkelanjutan, serta dukungan pengurangan polusi dan konsumsi berlebihan.

Untuk berita terbaru, kunjungi www.wwf.id dan ikuti kami di X (Twitter) @WWF_id | Instagram @wwf_id | Facebook WWF-Indonesia | Youtube WWF-Indonesia.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: