Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Triwulan III 2025 Diperkirakan Kembali Meningkat

Dari sisi ekspor, permintaan akan produk pertambangan dan penggalian (batubara) Kaltim di Triwulan III 2025 turut mengalami peningkatan. (Foto Kementerian ESDM/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Setelah ekonomi Kaltim  tumbuh melambat atau di bawah angka 5% di triwulan I dan II 2025, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim memperkirakan di triwulan III (Juli-September) 2025 ekonomi Kaltim menunjukkan adanya perbaikan, di mana pertumbuhan perekonomian Kaltim mulai kembali meningkat setelah pada triwulan sebelumnya mengalami perlambatan berdasarkan perkembangan likert scale (LS).

“Sebagian besar variabel analisis current condition menunjukkan LS positif di tengah sejumlah LS yang terkontraksi, seperti LS Margin dan Jumlah Tenaga Kerja. Lebih lanjut, perkiraan ke depan seluruhnya menunjukkan optimisme dengan LS positif,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto dihadapan 20 wartawan ekonomi dan keuangan Kaltim peserta Capacity Building (CB) Wartawan Kaltim 2025 di Batam, Jum’at (26/9/2025).

Tanda-tanda akan meningkatnya kembali pertumbuhan ekonomi Kaltim pada Triwulan III 2025  juga terlihat dari hasiul survei BI Kaltim, dimana Optimisme Konsumen Kaltim Terjaga, Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2025 yang tetap berada pada level optimis (indeks >100) sebesar 143,8.

Kemudian, lanjut Budi, pada sektor Pertambangan dan Penggalian. LS permintaan domestik pada contact pertambangan dan penggalian meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kinerja produksi menunjukkan tren peningkatan, dengan capaian triwulan III 2025 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2025, dan diprakirakan akan kembali meningkat pada triwulan IV 2025.

Peningkatan produksi antara lain ditopang oleh revisi target RKAB pada sejumlah konsesi tambang. Dari sisi penjualan, sejumlah contact telah terikat kontrak jangka menengah hingga panjang, terutama dengan perusahaan kelistrikan domestik, sementara sisanya dipasarkan melalui mekanisme spot.

“Dari sisi ekspor, LS Permintaan Ekspor dari sektor  pertambangan dan penggalian turut mengalami peningkatan, sejalan dengan peningkatan rerata volume ekspor batu bara dan kayu lapis Kaltim. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh komitmen kontrak jangka panjang dengan sejumlah negara mitra dagang utama, serta pemulihan permintaan dari negara-negara Asia, khususnya Vietnam, meskipun masih terdapat fluktuasi harga di pasar spot akibat tingginya tingkat persediaan global,” ujarnya.

Wartawan ekonomi dan keuangan Kaltim peserta Capacity Building (CB) yang diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim 2025 di Batam, Jum’at (26/9/2025).

Menurut Budi, di sektor industri pengolahan, permintaan domestik industri pengolahan tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perbaikan ini mencerminkan adanya kenaikan aktivitas penjualan di beberapa subsektor utama, baik industri pengolahan kayu maupun crude palm oil (CPO), yang mendapat dukungan dari permintaan domestik lebih kuat dan ketersediaan bahan baku yang lebih baik.

“Salah satu contact industri pengolahan CPO turut menginformasikan bahwa peningkatan produksi disebabkan oleh ketersediaan bahan baku buah dari kebun milik perusahaan maupun dari pihak lain dengan kualitas bagus dan melimpah.”

Tidak hanya itu, kata Budi, di triwulan III juga terlihat di Kaltim, LS permintaan domestik perdagangan besar dan eceran tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perbaikan ini seiring dengan mulai pulihnya aktivitas perdagangan, sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan pokok.

Sumber: Bank Indonesia

“Salah satu contact menilai bahwa peningkatan penjualan tersebut dipengaruhi oleh harga komoditas kelapa sawit (TBS) yang meningkat serta periode panen TBS sehingga disinyalir mendorong daya beli masyarakat,” katanya.

LS permintaan domestik akomdasi dan mamin tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Adapun faktor pendorong pertumbuhan turut berasal dari pertumbuhan sektor akomodasi hotel seiring dengan adanya tren staycation di akhir pekan, libur nasional, serta masih kuatnya permintaan untuk kegiatan instansi pemerintahan dan korporasi di wilayah Samarinda.

Peningkatan tersebut sejalan dengan pergerakan wisatawan nusantara serta kegiatan perjalanan dinas dan bisnis yang menjadi penopang utama penjualan sektor akomodasi. LS permintaan domestik jasa keuangan tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

“Hal ini seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan penyaluran pembiayaan, yang kemudian tercermin pada data kredit perbankan yang kembali tumbuh positif pada triwulan III 2025 (s.d Agustus) setelah sempat terkontraksi pada triwulan sebelumnya,” pungkas Budi.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: