
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Dalam lomba kreasi menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) tanpa beras dan terigu berbasis pangan lokal yang digelar di Kantor Gubernur Kaltim, Sabtu 11 Oktober 2025, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kelurahan Belimbing Kota Bontang, memperkenalkan olahan kerupuk dari bahan dasar kulit pisang kepok.
Inovasi ini dinilai tidak hanya menambah variasi makanan ringan, tapi juga menjadi solusi cerdas dalam mengurangi limbah pangan.
Ketua Pokja III TP PKK Kelurahan Belimbing, Norhayati mengatakan, inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap limbah pangan. Selama ini, kulit pisang kepok hanya berakhir di tempat sampah setelah buahnya diolah menjadi kue, atau kuliner lainnya.
“Awal ide ini muncul, saat itu kami melihat banyaknya bekas kulit pisang yang selama ini tidak terpakai setelah buahnya diolah menjadi masakan. Kami coba-coba, dan ternyata bisa diolah menjadi kerupuk kulit pisang,” kata Norhayati di Gedung Olah Bebaya Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda.
Dijelaskan, untuk bagian buah pisang kepok mentah sendiri biasanya diolah menjadi tepung pisang untuk bahan dasar pembuatan kue kukus maupun kue kering.
“Pisang mentahnya kita buat menjadi tepung pisang. Dan tepungnya bisa jadi bahan dasar pembuatan kue,” ujar Norhayati.
Langkah ini menunjukkan optimalisasi pemanfaatan komoditas lokal dari hulu ke hilir. Norhayati menekankan pengendalian limbah harus dimulai dari tingkat masyarakat, untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan.

“Kita ingin berkontribusi mengurangi limbah pangan di sekitar,” tambah Norhayati.
Meskipun olahan kerupuk kulit pisang ini belum pernah ada di Kaltim sebelumnya, namun rasa dan tekstur dari kerupuk kulit pisang kepok ini tidak mengecewakan. Mirip seperti kerupuk rambak atau kulit sapi.
Kerupuk ini memiliki rasa renyah dan gurih yang otentik, berasal dari bumbu rempah alami seperti garam, ketumbar, dan bawang putih, tanpa Monosodium Glutamat (MSG).
Pembuatan kerupuk ini menggunakan bahan dasar kulit pisang kepok mentah, tepung tapioka, dan kapur sirih. Prosesnya dimulai dengan mencuci bersih kulit pisang dan merendamnya dalam larutan air kapur sirih selama 30 menit. Kemudian, kulit pisang direbus hingga empuk, lalu dipotong kecil-kecil dan dihaluskan menggunakan blender.
Campuran bahan itu kemudian ditambahkan tepung tapioka dan rempah-rempah alami. Setelah itu kerupuk ini dijemur hingga kering.
Keunggulan lain dari kerupuk ini adalah daya tahannya. Norhayati menjelaskan bahwa kerupuk kulit pisang yang telah matang dapat bertahan hingga satu tahun lamanya, asalkan disimpan di tempat yang tertutup rapat dan benar.
“Sejauh ini (kerupuk kulit pisang) masih dikonsumsi mandiri, belum diperjual belikan. Namun sudah pernah dilombakan dalam B2SA tingkat kota tahun 2024 lalu,” demikian Norhayati.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: BontangKaltimKulinerPangan