
TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah terlaksana di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini tak hanya dilihat sebagai upaya untuk memenuhi gizi anak sekolah saja, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan berbasis pangan lokal.
Melalui pelibatan koperasi, petani, dan para pelaku usaha kecil di daerah, program MBG pun diyakini mulai membentuk rantai ekonomi yang saling menguatkan. Mulai dari proses produksi bahan pangan dan hasil pertanian di tingkat desa, hingga penyediaan menu sehat di dapur-dapur MBG yang tersebar di sekolah-sekolah seluruh wilayah Kukar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, menjelaskan bahwa program MBG ini sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Menurutnya, Kukar memiliki peran strategis dalam penyediaan pangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Sekitar 40 persen kebutuhan pangan Kaltim itu berasal dari Kukar. Karena itu, Insyaallah program ketahanan pangan di Kukar berjalan terus. Dalam pengertian, kita sudah memiliki program pembangunan pertanian berbasis kawasan,” ungkapnya pada Selasa (14/10) di SDN 001 Tenggarong Jalan Awang Sabran.
Program pembangunan pertanian tersebut kata Sunggono, bermuara pada pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat kabupaten dan terutama untuk Provinsi Kaltim. Ia optimistis Kabupaten Kukar mampu memenuhi seluruh kebutuhan bahan pangan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program MBG.
“Terkait apakah kita mampu memasok semua kebutuhan MBG, Insyaallah bisa. Saya juga sudah berdiskusi dengan pengurus Koperasi Merah Putih yang pernah beraudiensi dengan saya, dan mereka menyatakan komitmennya untuk memastikan adanya sinkronisasi serta koordinasi dengan teman-teman SPPG di semua kecamatan di Kukar,” jelasnya.
Menurut Sunggono, kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat rantai pasok pangan lokal. Terlebih lagi lanjut dia, ada kesepakatan bersama untuk mencari solusi agar kebutuhan seluruh dapur MBG bisa dipenuhi melalui produksi dan distribusi dari Koperasi Merah Putih.
“Harapannya, manfaat ekonominya benar-benar dirasakan oleh masyarakat Kukar,” tegasnya.
“Harapannya, manfaat ekonominya benar-benar dirasakan oleh masyarakat Kukar,” tegasnya.
Senada dengan pernyataan itu, Anggota DPD RI Perwakilan Kaltim, Aji Mirni Mawarni, juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Program MBG di Kabupaten Kutai Kartanegara yang dinilai mampu menggerakkan ekonomi lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Harapannya, nanti MBG ini didukung dengan keberadaan Koperasi Merah Putih sebagai pemasok utama. Jadi perputaran ekonomi kerakyatan akan terus berjalan. Hulunya dari Koperasi Merah Putih yang memasok bahan pangan MBG, sementara anak-anak penerima manfaatnya menikmati hasil dari bahan-bahan lokal,” terangnya.
Upaya untuk memperkuat ketahanan pangan kata dia, tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga bagian dari komitmen nasional. Presiden Prabowo telah menegaskan pentingnya kemandirian pangan melalui optimalisasi potensi daerah dan pemberdayaan petani lokal sebagai tulang punggung penyedia bahan pangan nasional.
“Yang pasti perlu diketahui, saya juga baru mengikuti kegiatan tanam jagung serentak di Sulawesi bersama DPD RI. Tujuannya adalah mendukung ketahanan pangan agar dalam setahun Pemerintah Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor bahan pangan,” bebernya.
Karena itu, Aji Mirni menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, koperasi, dan masyarakat dalam memastikan pasokan bahan pangan lokal tetap tersedia dan berkelanjutan.
“Artinya, pemerintah daerah, khususnya di Kukar, harus benar-benar mendukung program ketahanan pangan ini. Supaya bahan pangan selalu tersedia dan bisa menjadi penyalur utama bagi dapur-dapur MBG di seluruh wilayah Kukar,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial
Tag: MBG