
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Hoaks di kalangan pelajar semakin mengkhawatirkan karena bisa menimbulkan keresahan dan kerugian sosial. Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan sempat menemukan beberapa kasus nyata yang terjadi di Bumi Etam.
Salah satunya kata Penelaah Teknis Kebijakan Diskominfo Kaltim Dafa Ezra Hafasy, adalah kabar bohong tentang libur sekolah akibat demo yang viral beberapa waktu lalu, yang membuat sebagian pelajar dan orang tua panik.
“Kami menerima laporan penyebaran hoax di sekolah. Jadi gara-gara berita yang Indonesia lagi viral banyak demo, mereka bilang sekolah libur, jadi sekolah libur betulan. Padahal kan enggak tuh. Pembuat berita hoax dipanggil ke sekolah. Nah, ini salah satu penyebar berita hoax. Makanya bahaya sekali,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Selain itu, pernah muncul isu sweeping malam hari di Samarinda yang sempat menimbulkan keresahan di masyarakat meskipun faktanya tidak terjadi. Hoaks seperti ini, menurut Dafa Ezra, adalah berita yang dibuat-buat seolah benar, padahal palsu. Tujuannya, menakut-nakuti masyarakat atau membuat kondisi tidak nyaman.
“Jadi ada yang nyebar informasi tuh, jangan keluar malam, jam 10.00, karena bubuhan A dan bubuhan B sedang sweeping mencari lawan. Kasus ini terjadi di Samarinda, dan pelakunya itu akhirnya ditangkap karena melanggar UU ITE. Meski niatnya hanya iseng, dampaknya bisa menimbulkan kegaduhan di masyarakat,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Kominfo juga menemukan kasus penyebaran video call pornografi antar siswa SMP yang kemudian menjadi viral di media sosial. Konten pornografi yang tersebar ini merusak psikologis anak-anak dan memicu perilaku yang tidak pantas serta menimbulkan stigma sosial di kalangan teman sebaya.
Di sisi lain lanjut dia, kasus-kasus tersebut juga menunjukkan betapa cepatnya informasi palsu dan konten negatif dapat menyebar di kalangan pelajar, serta dampaknya yang bisa merugikan lingkungan belajar dan keamanan digital anak-anak.
“Makanya ditekankan kembali soal pornografi dan hoaks ini supaya mereka sadar bahwa itu tidak baik,” katanya.
Melihat begitu bahayanya hoax dan konten pornografi, Dafa mengingatkan masyarakat, khususnya para siswa dan pelajar agar tidak mudah menyebarkan berita tanpa memeriksa kebenarannya.
“Kominfo punya jargon sederhana, ‘Saring sebelum Sharing’. Jangan langsung percaya atau menelan bulat-bulat berita yang diterima. Penting bagi siswa untuk terus meningkatkan literasi digital, termasuk pemahaman tentang konten negatif seperti pornografi serta kemampuan mengenali dan menangkal hoaks,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Advertorial Diskominfo Kaltim
Tag: Tangkal Hoaks