Airlangga Hartarto: Perekonomian Nasional Optimis Hadapi Downside Risks Ekonomi Global

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026, Jumat (15/08). (Foto Kemenko Perekonomian/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kondisi perekonomian global masih dilingkupi sejumlah risiko ketidakpastian dengan adanya ambiguitas kebijakan perdagangan dan tarif, peningkatan tensi geopolitik, volatilitas pasar keuangan, hingga pelemahan permintaan global.

Meski demikian, Indonesia tetap optimis mampu menjaga daya tahan perekonomian di tengah kondisi global saat ini, terlebih realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1-2025 relatif menguat dibandingkan sejumlah negara lain.

Di samping itu, dalam menghadapi downside risks perekonomian global tersebut, Indonesia mengupayakan terobosan negosiasi perdagangan melalui perluasan cakupan layanan digital, investasi asing, serta reformasi struktural dengan peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi.

”Sejumlah leading indicator, indeks kepercayaan konsumen positif, kemudian juga penjualan riil juga positif, realisasi investasi tadi juga Bapak Presiden menyampaikan ini sesuai dengan target di Rp924,9 triliun, ekspor-impor neraca perdagangan juga positif, ekspor tumbuh double digit 11,29% dan impor 4,28%, neraca perdagangan di bulan Juni 2025 sebesar USD4,1 miliar, dan cadangan devisa relatif aman lebih dari 6 bulan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026, Jumat (15/08).

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimal juga tercermin dari perbaikan pada indikator ketenagakerjaan dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)mengalami penurunan dari 4,91% pada bulan Februari 2024 menjadi 4,76% pada bulan Februari  2025.

Di samping itu, kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan dari 1,26% pada bulan Maret 2024 menjadi 0,85% pada bulan Maret 2025. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), strategi utama untuk penanggulan kemiskinan tersebut diarahkan melalui stabilitas ekonomi makro dan penciptaan kesempatan kerja.

Untuk tahun 2026, tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN disusun selaras untuk menuju Indonesia Tangguh dan Sejahtera melalui kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi. Strategi besar kebijakan Pemerintah yang telah disiapkan untuk mendukung pencapaian ekonomi di tahun 2026 diantaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), program pendidikan, program kesehatan, program pembangunan desa, koperasi, dan UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.

“Beberapa hal yang diarahkan Bapak Presiden terkait dengan aspek kita dan ini kita dorong beberapa hal yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, pembangunan SDM, pendidikan, kesehatan, kemudian hilirisasi, industrialisasi,” jelas Menko Airlangga.

Selain itu, Pemerintah juga tetap berkomitmen melanjutkan serangkaian langkah strategis melalui berbagai sumber ekonomi baru untuk mendorong daya saing ekonomi, seperti diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang dengan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan memperluas akses ke pasar non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah serta memperkuat kerja sama multilateral, transformasi digital dan ekonomi kreatif, penguatan hilirisasi industri dan semikonduktor, serta transisi energi.

Ke depan, Pemerintah tetap optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dan 2026 akan dapat dicapai dengan mempertimbangkan peningkatan signifikan investasi, impor barang modal, dan belanja modal Pemerintah pada semester I-2025 yang akan berdampak positif terhadap produksi selanjutnya, stimulus ekonomi pada semester I-2025 yang terbukti mampu menjaga resiliensi ekonomi dan akan dilanjutkan pada semester II-2025, deregulasi serta reformasi perdagangan dan investasi yang akan meningkatkan kepercayaan investor, serta perbaikan daya saing untuk pemanfaatan kerja sama perdagangan dan investasi.

“Harapan berikut tentu APBN bisa dieksekusi lebih awal dibandingkan tahun 2025, sehingga akselerasi ekonomi bisa lebih besar dan Pak Presiden tadi berharap Danantara di semester 2 dan di tahun depan akan lebih berakselerasi,” pungkas Menko Airlangga.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Kepala Badan Gizi Nasional, dan sejumlah perwakilan pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga.

Sumber: Siaran Pers Kemenko Perekonomian | Editor: Intoniswan

Tag: