Banjir Rendam RSUD AM Parikesit, Legislator Kaltim Desak Aktivasi Protokol Tanggap Darurat

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra (Niaga.Asia/Lydia Apriliani)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Muhammad (AM) Parikesit di Tenggarong, Kutai Kartanegara, terendam banjir pada Selasa dini hari (27/5). Hal tersebut terlihat dari sebuah video yang menunjukkan air mengalir di dalam lorong rumah sakit.

Lorong yang biasanya menjadi jalur aktivitas medis kini berubah menjadi aliran air layaknya sungai. Banjir itu terjadi bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) sejak pukul 02.00 WITA.

Kondisi ini pun menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan pasien yang ada di RSUD Parikesit serta kelangsungan layanan medis, terutama di ruang-ruang kritis seperti IGD dan ICU.

Menanggapi situasi ini, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, meminta pihak rumah sakit untuk secepatnya mengaktifkan Hospital Emergency Incident Command System (HEICS).

HEICS merupakan sistem tanggap darurat yang lazim digunakan dalam situasi bencana di fasilitas layanan kesehatan. Menurutnya, prioritas utama dalam kondisi seperti ini adalah keselamatan pasien.

“Begitu air mulai masuk, rumah sakit harus segera mengaktifkan sistem tanggap darurat. Jika memang banjir terus meninggi, pihak rumah sakit seharusnya segera menyiapkan rencana evakuasi pasien, tentu dengan tetap mempertimbangkan kondisi klinis masing-masing pasien,” ujarnya kepada Niaga.Asia, Selasa (27/5).

Ia menyayangkan peristiwa seperti ini masih terjadi di rumah sakit besar. Seperti halnya RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) di Kota Samarinda yang diakui politikus Golkar itu, juga sudah sering mengalami banjir serupa.

“Kalau di RS AWS sudah langganan banjir. Harusnya ada langkah-langkah antisipatif yang lebih baik terhadap persoalan ini,” jelasnya.

Adapun aspek paling krusial yang terdampak saat rumah sakit mengalami musibah banjir, adalah keselamatan pasien dan kelangsungan layanan medis darurat. Apabila unit seperti IGD, ICU, atau ruang operasi ikut terendam, maka operasional rumah sakit bisa lumpuh.

“Ini bisa mengancam nyawa pasien yang sedang kritis. Karena begitu banjir masuk ke ruang-ruang vital, layanan kesehatan langsung terganggu,” terangnya.

Selain mengganggu layanan medis, banjir juga dapat merusak sistem pendukung rumah sakit seperti jaringan listrik, peralatan medis, dan suplai oksigen. Jika ruang server atau sistem rekam medis tergenang kata Andi Satya, maka pelayanan administratif juga akan terhambat.

“Tidak hanya pelayanan terganggu, tapi risiko kontaminasi juga meningkat. Banjir bisa mencemari lingkungan rumah sakit dan memicu infeksi silang, apalagi jika limbah medis tercampur dengan air kotor,” tuturnya.

Atas dasar itu, ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berlapis yang harus dimiliki setiap rumah sakit, terutama di daerah rawan banjir seperti Kaltim.

“Rumah sakit adalah fasilitas vital. Kalau sampai lumpuh saat bencana, dampaknya bisa meluas ke krisis kesehatan masyarakat. Maka perlu ada audit rutin kesiapan sistem tanggap darurat, termasuk simulasi evakuasi pasien. Semoga ini bisa menjadi perhatian bersama ke depannya,” tegasnya.

Sementara itu, pihak manajemen RSUD AM Parikesit memberikan klarifikasi melalui akun Instagram resmi @rsamp.id, yang menyatakan bahwa RSUD AM Parikesit memang sempat terdampak banjir kecil yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dari malam hingga siang ini.

Kendati begitu, genangan air telah ditangani dan proses pelayanan tetap berjalan seperti biasanya. “Kami tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik dan memastikan kenyamanan serta keselamatan pengunjung tetap terjaga,” imbuh manajemen RSUD AM Parikesit.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV DPRD Kaltim

Tag: