
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) mengingatkan masyarakat, khususnya para orang tua, untuk lebih memperhatikan kesehatan mata anak-anak di tengah meningkatnya kasus gangguan refraksi seperti mata minus, plus, dan silinder.
Fenomena ini disebut semakin marak pasca-pandemi Covid-19, seiring dengan tingginya penggunaan gadget dan perangkat elektronik oleh anak-anak.
Sebagai langkah pencegahan, para orang tua sebaiknya membiasakan anak-anak mereka untuk dapat melakukan istirahat mata secara teratur, misalnya dengan metode “30-20-10”.
Artinya, setelah 30 menit melihat layar, anak-anak harus dialihkan untuk melihat objek lain yang jauh selama 20–30 detik, istirahatkan mata agar kembali rileks.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kaltim, Ika Gladis, di sela kegiatan pemeriksaan mata gratis yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-53 PKK, Senin (30/6).
Menurutnya, gangguan penglihatan yang dialami anak, terutama yang membutuhkan kacamata, disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari mata malas (lazy eye), kelelahan otot mata, hingga pola aktivitas visual yang tidak sehat.
“Gangguan refraksi itu terjadi ketika mata tidak bisa memfokuskan cahaya dengan baik ke retina. Bisa karena otot mata yang mulai kendur atau karena sumbu mata yang berubah, sehingga anak membutuhkan bantuan kacamata,” jelas Ika Gladis.
Salah satu faktor terbesar yang mempercepat munculnya gangguan refraksi kata Ika Gladis, yakni penggunaan gadget secara berlebihan, terutama selama masa pembelajaran daring saat pandemi COVID-19.
Anak-anak yang terlalu lama menatap layar gadget dan jarang melihat objek jauh akan mengalami kelelahan akomodasi, yang pada akhirnya membuat otot mata menurun kemampuannya.
“Selama dua tahun anak-anak belajar di rumah dan banyak menggunakan perangkat digital. Itu membuat mata mereka terbiasa bekerja dalam jarak dekat, yang memicu kelelahan mata. Akhirnya, banyak anak mengalami gangguan penglihatan yang membutuhkan kacamata,” tambahnya.
Selain itu, hindari kebiasaan anak-anak menonton atau bermain HP dalam kondisi berbaring atau di tempat gelap. Itu bisa memperparah ketegangan pada mata.
Ia juga menekankan pentingnya asupan nutrisi untuk menjaga kesehatan mata, salah satu caranya dengan mengonsumsi sayur-mayur dan buah yang kaya vitamin A, serta menjaga pola tidur dan pencahayaan ruangan saat membaca atau belajar.
Kegiatan pemeriksaan mata yang dilakukan Dinas Kesehatan bersama TP PKK Kaltim ini menjadi bagian dari upaya deteksi dini gangguan penglihatan, yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan pembagian 2.000 kacamata gratis pada puncak acara HKG 7–9 Juli 2025 mendatang.
Dinkes Kaltim berharap momentum ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mata, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang menjadi kelompok paling rentan.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: mataPKK Kaltim